BUDAYA DAN MANUSIA INDONESIA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Umum
Indonesia memiliki jenis kebudayaan
yang beragam. Di setiap daerah memiliki adat istiadat yang berbeda pula oleh
karena itu manusia dan kebudayaan adalah satu hal yang tidak dapat dipisahkan
karena dimana kita tinggal disitu pula terdapat kebudayaan.
Manusia
adalah makhluk sosial yang berinteraksi dengan satu sama lain. Setiap manusia
memiliki kebudayaan yang berbeda beda sesuai dengan lingkungannya, walaupun
demikian hal itu tidak menjadi hambatan. Ada beberapa faktor yang menyebabkan
perbedaan kebudayaan seperti faktor lingkungan, alam, dan manusia itu sendiri
dan berbagai faktor lainnya seiring dengan berkembangnnya teknologi informasi.
Berdasarkan
uraian diatas, penulis tertarik untuk membahas laporan Makalah ini yaitu dengan
judul “MANUSIA DAN KEBUDAYAAN”. Maka, untuk mendapatkan data
yang tepat dan akurat, penulis melakukan pencarian data bail lewat Internet
maupun buku-buku referensi yang ada. Setelah penulis merasa cukup melakukan
pencarian data, Penulis mencoba menuangkan hasilnya kedalam sebuah karya tulis
berbentuk Makalah.
Ilmu
Sosial dan Budaya Dasar adalah cabang ilmu pengetahuan yang merupakan integrasi
dari dua ilmu lainnya, yaitu ilmu sosial yang juga merupakan sosiologi
(sosio:sosial, logos: ilmu) dan ilmu budaya yang merupakan salah satu cabang
dari ilmu sosial. Pengertian lebih lanjut tentang ilmu sosial adalah cabang
ilmu pengetahuan yang menggunakan berbagai disiplin ilmu untuk menanggapi
masalah-masalah sosial, sedangkan ilmu budaya adalah ilmu yang termasuk dalam
pengetahuan budaya, mengkaji masalah kemanusiaan dan budaya.
Secara
umum dapat dikatakan ilmu sosial dan budaya dasar merupakan pengetahuan yang
diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang
konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah sosial manusia
dan kebudayaan. Istilah ISBD dikembangkan pertama kali di Indonesia sebagai
pengganti istilah basic humanitiesm yang berasal dari istilah bahasa Inggris
“the Humanities”. Adapun istilah humanities itu sendiri berasal dari bahasa
latin humnus yang artinya manusia, berbudaya dan halus. Dengan mempelajari the
humanities diandaikan seseorang akan bisa menjadi lebih manusiawi, lebih
berbudaya dan lebih halus. Dengan mempelajari the humanities diandaikan
seseorang akan bisa menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus.
Dengan demikian bisa dikatakan bahwa the humanities berkaitan dengan
nilai-nilai manusia sebagai homo humanus atau manusia berbudaya. Agar manusia
menjadi humanus, mereka harus mempelajari ilmu yaitu the humanities disamping
tidak meninggalkan tanggungjawabnya yang lain sebagai manusia itu sendiri.
Pada
dasarnya manusia merupakan makhluk sosial yang tidak bisa berdiri sendiri dan
selalu berhubungan dengan individu lainnya. Manusia adalah makhluk ciptaan
Tuhan dari satu kesatuan yang utuh dan makhluk yang paling sempurna. Manusia
merupakan makhluk yang budayawi. Manusia juga makhluk yang memiliki kualitas
dan martabat sehungga memiliki kemampuan untuk bekerja dan berkarya.
Pada
dasarnya, Manusia merupakan makhluk yang diciptakan Tuhan yang paling sempurna
yang mempunyai kualitas diri sehingga dapat menghasilkan karya. Kepribadian
manusia terbentuk dari lahirnya suatu kebudayaan baik kebudayaan barat maupun
kebudayaan timur. Tergantung dimana manusia tersebut tinggal.
Kebudayaan
merupakan salah satu karya dari manusia yang memiliki sistem nilai dan mengacu
pada orientasi nilai budaya. Suatu kebudayaan mempunyai dinamika dan gerakan.
Perubahan kebudayaan dapat disebabkan oleh pola pikir masyarakat atau pada
lingkungan alam dan fisik dimana mereka hidup. Perubahan kebudayaan berdampak
pada perilaku sosial.
Manusia
yang menciptakan kebudayaan dan kebudayaan yang tercipta tersebut yang mengatur
hidup manusia.
1.2. Maksud
dan Tujuan
Adapun
maksud dan tujuan penulis menulis laporan Makalah ini adalah sebagai berikut :
1.
Agar pembaca mengetahui keberagaman
Kebudayaan Manusia.
2.
Untuk memenuhi mata kuliah Ilmu Budaya
Dasar pada Semester Dua Jurusan Teknologi Informatika Universitas
Gunadarma.
1.3. Metode
Penelitian
Dalam penyusunan laporan Makalah ini, penulis
mengumpulkan data dengan menggunakan beberapa metode penelitian, Diantaranya
adalah sebagai berikut:
1.
Pengamatan (Observation)
Penulis melakukan pengamatan dan terjun langsung
melihat beberapa kebudayaan manusia. Hasil dari pengamatan tersebut langsung
dicatat oleh penulis.
2.
Studi Pustaka
Penulis melakukan studi kepustakaan melalui
referensi-referensi yang ada seperti majalah/ buku-buku dan internet.
1.4. Ruang Lingkup
Mengingat pembahasan didalam Manusia dan Kebudayaan
cukup luas. Agar laporan Makalah ini dapat mencapai sasaran, maka ruang lingkup
pembahasan meliputi Pengetian hakikat manusia, Kepribadian bangsa timur,
Pengertian unsur dan faktor perubahan kebudayaan, Hubungan manusia
dengan kebudayaan, Wujud kebudayaan, orientasi nilai budaya serta budaya dan
manusia Indonesia
1.5. Sistematika Penulisan
Penulis akan menjelaskan secara garis besar mengenai
sistematika penulisan Makalah ini.
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini akan diuraikan masalah secara
umum, maksud dan tujuan penulisan laporan Makalah, metode
penelitian, ruang lingkup dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN
TEORI
Dalam
bab ini berisi tentang uraian konsep dasar Manusia dan Kebudayaan khususnya di
Indonesia.
BAB III PENUTUP
Dalam
bab ini berisi kesimpulan dari apa yang dibahas, dan saran-saran untuk mencapai
suatu hasil akhir yang baik.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian
Hakikat Manusia
Hakikat
manusia adalah peran ataupun fungsi yang harus dijalankan oleh setiap manusia.
Kata manusia berasal dari kata ” manu ” dari bahasa Sanksekerta atau ” mens ”
dari bahasa Latin yang berarti berpikir, berakal budi, atau bisa juga dikatakan
” homo ” yang juga berasal dari bahasa Latin. Hal yang paling penting dalam
membedakan manusia dengan makhluk lainnya adalah dapat dikatakan bahwa manusia
dilengkapi dengan akal, pikiran, perasaan dan keyakinan untuk mempertinggi
kualitas hidupnya di dunia. Manusia merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang
memiliki derajat paling tinggi di antara ciptaan yang lain.
Pada
dasarnya manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa dengan kedudukan sebagai
makhluk individu dan makhluk sosial. Berikut penjelasan yang lebih rinci
mengenai makhluk individu dan makhluk sosial.
2.1.1. Pengertian
Manusia Sebagai Makhluk Individu
Manusia
sebagai makhluk individu mempunyai sifat-sifat individu khas yang berbed
Adengan manusia lainnya. Manusia berbeda dengan manusia lainnya. Manusia
sebagai individu bersifat nyata, yaitu mereka berupaya untuk selalu
merealisasikan kepentingan, kebutuhan, dan potensi pribadi yang dimilikinya.
Hal tersebut akan terus menerus berkembang menyesuaikan dengan perkembangan
kehidupan yang dialaminyadan pertumbuhan yang ada pada dirinya. Setiap manusia
senantiasa akan berusahamengembangkan kemampuan pribadinya guna memenuhi
berbagai kebutuhan danmempertahankan hidupnya
2.1.2. Pengertian
Manusia Sebagai Makhluk Sosial
Manusia
pada hakikatnya adalah makhluk sosial, artinya makhluk yang tidak dapat hidup
tanpa bantuan orang lain. Setiap manusia normal memerlukan orang lain dan hidup
bersama-sama dengan orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kenyataan ini
sesuai dengan pendapat Aristoteles, menyatakan bahwa manusia adalah
zoompoliticon, yang berarti selain sebagai makhluk individu.
Manusia
juga termasuk dalam makhluk sosial yang harus berinteraksi dengan manusia lain.
Pada zaman purba, ketika kebutuhannya belum lengkap. Manusia sering memenuhi
kebutuhannya dengan membuat dan mencari sendiri. Namun dengan semakin meningkat
kebutuhan hidupnya, manusia membutuhkan orang lain untuk mendukung
kehidupannya. Pada perkembangan secara lebih luas dan kompleks, manusia
membutuhkan tata masyarakat, lembaga-lembaga sosial, dan juga membutuhkan
negara.
2.2 Budaya Indonesia
Budaya
Indonesia adalah seluruh kebudayaan nasional, kebudayaan lokal, maupun
kebudayaan asal asing yang telah ada di Indonesia sebelum Indonesia merdeka
pada tahun 1945.
Kebudayaan
nasional adalah kebudayaan yang diakui sebagai identitas nasional. Definisi
kebudayaan nasional menurut TAP MPR No.II tahun 1998, yakni:
“
|
Kebudayaan nasional yang berlandaskan Pancasila adalah perwujudan cipta,
karya dan karsa bangsa Indonesia dan
merupakan keseluruhan daya upaya manusia Indonesia untuk mengembangkan harkat
dan martabat sebagai bangsa, serta diarahkan untuk memberikan wawasan dan
makna pada pembangunan nasional dalam segenap bidang kehidupan bangsa. Dengan
demikian Pembangunan Nasional merupakan pembangunan yang berbudaya.Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, Wujud, Arti dan Puncak-Puncak Kebudayaan Lama dan
Asli bagi Masyarakat Pendukungnya, Semarang: P&K, 199
|
”
|
Kebudayaan nasional dalam
pandangan Ki Hajar Dewantara adalah “puncak-puncak dari kebudayaan daerah”.
Kutipan pernyataan ini merujuk pada paham kesatuan makin dimantapkan, sehingga
ketunggalikaan makin lebih dirasakan daripada kebhinekaan. Wujudnya berupa
negara kesatuan, ekonomi nasional, hukum nasional, serta bahasa nasional.
Definisi yang diberikan oleh Koentjaraningrat dapat dilihat dari peryataannya:
“yang khas dan bermutu dari suku bangsa mana pun asalnya, asal bisa
mengidentifikasikan diri dan menimbulkan rasa bangga, itulah kebudayaan
nasional”. Pernyataan ini merujuk pada puncak-puncak kebudayaan daerah dan
kebudayaan suku bangsa yang bisa menimbulkan rasa bangga bagi orang Indonesia
jika ditampilkan untuk mewakili identitas bersama. Nunus Supriadi, “Kebudayaan
Daerah dan Kebudayaan Nasional”
Wujud kebudayaan daerah di Indonesia
Kebudayaan
daerah tercermin dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat di seluruh daerah di
Indonesia. Setiap daerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda. Berikut ini
beberapa kebudayaan Indonesia berdasarkan jenisnya:
1. Rumah adat
Rumah Adat adalah bangunan yang
memiliki cirikhas khusus, digunakan untuk tempat hunian oleh suatu suku bangsa
tertentu.Rumah adat merupakan salah satu representasi kebudayaan yang paling
tinggi dalam sebuah komunitas suku/masyarakat.
2. Upacara Adat
Upacara adat merupakan suatu
bentuk tradisi yang bersifat turun-temurun yang dilaksanakan secara teratur dan
tertib menurut adat kebiasaan masyarakat dalam bentuk suatu rangkaian aktivitas
permohonan sebagai ungkapan rasa terima kasih. Selain itu, upacara adat
merupakan perwujudan dari sistem kepercayaan masyarakat yang mempunyai
nilai-nilai universal, bernilai sakral, suci, religius, dilakukan secara
turun-temurun serta menjadi kekayaan kebudayaan nasional.
Unsur-unsur dalam upacara
adat meliputi: tempat upacara, waktu pelaksanaan, benda-benda/peralatan dan
pelaku upacara yang meliputi pemimpin dan peserta upacara. Jenis-jenis upacara
adat di Indonesia antara lain: Upacara kelahiran, perkawinan, kematian,
penguburan, pemujaan, pengukuhan kepala suku dan sebagainya.
3. Tarian
Tarian Indonesia
mencerminkan kekayaan dan keanekaragaman suku bangsa dan budaya Indonesia.
Terdapat lebih dari 700 suku bangsa di Indonesia: dapat terlihat dari akar
budaya bangsa Austronesia dan Melanesia, dipengaruhi oleh berbagai budaya dari
negeri tetangga di Asia bahkan pengaruh barat yang diserap melalui
kolonialisasi. Setiap suku bangsa di Indonesia memiliki berbagai tarian khasnya
sendiri; Di Indonesia terdapat lebih dari 3000 tarian asli Indonesia. Tradisi
kuno tarian dan drama dilestarikan di berbagai sanggar dan sekolah seni tari yang
dilindungi oleh pihak keraton atau akademi seni yang dijalankan pemerintah.
4. Lagu
Lagu daerah atau musik
daerah atau lagu kedaerahan, adalah lagu atau musik yang berasal dari suatu
daerah tertentu dan menjadi populer dinyanyikan baik oleh rakyat daerah
tersebut maupun rakyat lainnya. Pada umumnya pencipta lagu daerah ini tidak
diketahui lagi alias noname.
Lagu kedaerahan mirip dengan
lagu kebangsaan, namun statusnya hanya bersifat kedaerahan saja. Lagu
kedaerahan biasanya memiliki lirik sesuai dengan bahasa daerahnya masing-masing
seperti Manuk Dadali dari Jawa Barat dan Rasa Sayange dari Maluku.
5. Musik
Identitas musik Indonesia
mulai terbentuk ketika budaya Zaman Perunggu bermigrasi ke Nusantara pada abad
ketiga dan kedua Sebelum Masehi. Musik-musik suku tradisional Indonesia umumnya
menggunakan instrumen perkusi, terutama gendang dan gong. Beberapa berkembang
menjadi musik yang rumit dan berbeda-beda, seperti alat musik petik sasando
dari Pulau Rote, angklung dari Jawa Barat, dan musik orkestra gamelan yang
kompleks dari Jawa dan Bali
6. Seni Gambar
Seni gambar sering disamakan
artinya dengan seni lukis, kedua istilah ini menurut penulis mengandung makna
yang berbeda. Kedua kata tersebut memiliki tujuan yang sama, yakni mencipta
atau membuat bentuk tertentu yakni bentuk alamiah dan abstrak dengan media dua
dimensi yang berukuran panjang kali lebar. Yang berbeda adalah cara untuk
mewujudkan tujuan tersebut.
7. Patung
Patung adalah benda tiga
dimensi karya manusia yang diakui secara khusus sebagai suatu karya seni. Orang
yang menciptakan patung disebut pematung.
8. Seni Sastra
Sastra Indonesia adalah
sebuah istilah yang melingkupi berbagai macam karya sastra di Asia Tenggara.
Istilah "Indonesia" sendiri mempunyai arti yang saling melengkapi
terutama dalam cakupan geografi dan sejarah poltik di wilayah tersebut.
Sastra Indonesia sendiri
dapat merujuk pada sastra yang dibuat di wilayah Kepulauan Indonesia. Sering
juga secara luas dirujuk kepada sastra yang bahasa akarnya berdasarkan Bahasa
Melayu (dimana bahasa Indonesia adalah satu turunannya). Dengan pengertian
kedua maka sastra ini dapat juga diartikan sebagai sastra yang dibuat di
wilayah Melayu (selain Indonesia, terdapat juga beberapa negara berbahasa
Melayu seperti Malaysia dan Brunei), demikian pula bangsa Melayu yang tinggal
di Singapura.
9. Makanan
Contoh hidangan Indonesia
khas Sunda; ikan bakar, nasi timbel (nasi dibungkus daun pisang), ayam goreng,
sambal, tempe dan tahu goreng, dan sayur asem; semangkuk air dengan jeruk nipis
adalah kobokan.
Masakan Indonesia merupakan
pencerminan beragam budaya dan tradisi berasal dari kepulauan Nusantara yang
terdiri dari sekitar 6.000 pulau dan memegang tempat penting dalam budaya
nasional Indonesia secara umum dan hampir seluruh masakan Indonesia kaya dengan
bumbu berasal dari rempah-rempah seperti kemiri, cabai, temu kunci, lengkuas,
jahe, kencur, kunyit, kelapa dan gula aren dengan diikuti penggunaan
teknik-teknik memasak menurut bahan dan tradisi-adat yang terdapat pula
pengaruh melalui perdagangan yang berasal seperti dari India, Tiongkok, Timur
Tengah, dan Eropa.
10. 10 Film
Era awal perfilman Indonesia
ini diawali dengan berdirinya bioskop pertama di Indonesia pada 5 Desember 1900
di daerah Tanah Abang, Batavia dengan nama Gambar Idoep yang menayangkan
berbagai film bisu.
Film pertama yang dibuat
pertama kalinya di Indonesia adalah film bisu tahun 1926 yang berjudul Loetoeng
Kasaroeng dan dibuat oleh sutradara Belanda G. Kruger dan L. Heuveldorp. Saat
film ini dibuat dan dirilis, negara Indonesia belum ada dan masih merupakan
Hindia Belanda, wilayah jajahan Kerajaan Belanda. Film ini dibuat dengan
didukung oleh aktor lokal oleh Perusahaan Film Jawa NV di Bandung dan muncul
pertama kalinya pada tanggal 31 Desember, 1926 di teater Elite and Majestic,
Bandung.
2.3
Manusia Indonesia
Pengertian sosok manusia Indonesia tercantum dalam
UU RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional , GBHN 1993
tentang Tujuan Pendidikan Nasional, dan menurut Tirta Raharja dan Sulo,
2006:25.
1. UU No. 2 tahun 1989 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, Tujuan Pendidikan Nasional (TPN) dirumuskan sebagai
berikut: Pendidikan Nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia beriman dan bertakwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan
keterampilan, sehat jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri
serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
2. Dalam GBHN 1993, ditetapkan
Tujuan Pendidikan Nasional yang lebih rinci sebagai berikut : Pendidikan
Nasional bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia
yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa , berbudi luhur,
berkepribadian mandiri, maju, Tangguh, cerdas kreatif, terampil, berdisiplin,
beretos kerja tinggi, professional,bertanggung jawab, dan produktif serta sehat
jasmani dan rohani, menumbuhkan jiwa patriotik, dan mempertebal rasa cinta
tanah air, meningkatkan semangat kebangsaan, dan kesetiakawanan sosial serta
kesadaran pada sejarah bangsa dan sikap menghargai jasa para pahlawan,serta
beroreantasi kemasa depan.
3. Sedangkan menurut Tirta
Raharja dan Sulo, 2006:25, Pengertian sosok manusia Indonesia seutuhnya ini
adalah perpaduan antara aspek jasmani dan rohani, antara dimensi
keindividualan, kesosialan, kesusilaan, keberagamaan, antara aspek kognitif,
afektif, psikomotor.
Dari beberapa sumber diatas bisa ditarik kesimpulan bahwa sosok manusia
Indonesia adalah manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa,berbudi luhur,sehat jasmani dan rohani,memiliki pengetahuan dan
keterampilan,berjiwa wirausaha, berjiwa patriotisme, serta berorientasi ke masa
depan.
Karakteristik manusia Indonesia
berdasarkan pandangan hidup Pancasila
Karakteristik manusia Indonesia seutuhnya berdasarkan pandangan hidup
pancasila terdiri dari :
1.
Karakteristik manusia berkualitas, yang bercirikan : beriman dan
bertakwa kepada Tuhan YME, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, memiliki ilmu
pengetahuan, maju, tangguh dan cerdas.
2.
Karakteristik manusia yang kompetitif, yang bercirikan : beretos kerja,
professional, bertanggung jawab, produktif, sehat jasmani dan rohani, berjiwa
patriotik, meningkatkan kebangsaan dan kesetiakawanan sosial, serta
berorientasi ke masa depan.
Secara tersirat ada tiga hal yang cukup mendasar sebagai ciri sosok
manusia Indonesia, yaitu : moral, ilmu, dan amal. Manusia Indonesia sepatutnya
memiliki moral, ilmu pengetahuan yang memadai yang kemudian diamalkan untuk
kesejahteraan nusa, bangsa, dan negara.
Dimensi-dimensi yang harus di perhatikan dalam pembentukan manusia
Indonesia
Ada empat dimensi yang sepatutnya dipertimbangkan dalam membentuk
manusia Indonesia seutuhnya yaitu : Dimensi intelektual,, Dimensi Sosial
,Dimensi personal,dan Dimensi produktivitas.
1.
Dimensi intelektual,yaitu sosok manusia Indonesia yang memiliki
pandangan, wawasan ilmu pengetahuan, terampil, mampu memecahkan masalah, serta
tidak apriori terhadap pengetahuan orang lain.
2.
Dimensi sosial,yaitu sosok manusia Indonesia yang memiliki hubungan
antar manusia, manusia dengan lingkungannya, kesetiaan pada Negara, tahu hakl
dan kewajiban sebagai warga Negara, dan produktif dalam keanggotaan organisasi.
3.
Dimensi personal,yaitu sosok manusia Indonesia yang memiliki pertumbuhan
fisik dan kesehatan, stabilitas emosional, kesehatan mental, nilai-nilai moral
religious, memiliki nilai dan rasa estetis, dan adanya kemampuan untuk mengembangkan
kemampuan diri.
4.
Dimensi produktivitas,yaitu sosok manusia Indonesia yang memiliki
kesanggupan memilih keahlian/pekerjaan yang sesuai dengan kemampuannya untuk
mempertinggi keterampilan, keserasian hidup berkeluarga, mampu menempatkan diri
sebagai konsumen dan produsen yang baik, kreatif, dan berkarya.
2.4. Pengertian,
Unsur, dan Faktor Perubahan Kebudayaan
2.4.1. Pengertian
Kebudayaan
Secara
etimologis kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta “budhayah”, yaitu bentuk
jamak dari budhi yang berarti budi atau akal. Sedangkan ahli antropologi yang
memberikan definisi tentang kebudayaan secara sistematis dan ilmiah adalah E.B.
Tylor dalam buku yang berjudul “Primitive Culture”, bahwa kebudayaan adalah
keseluruhan kompleks yang di dalamnya terkandung ilmu pengetahuan lain, serta
kebiasaan yang didapat manusia sebagai anggota masyarakat. Pada sisi yang agak berbeda.
Koentjaraningrat
mendefinisikan kebudayaan sebagai keseluruhan manusia dari kelakuan dan hasil
kelakuan yang teratur oleh tata kelakuan yang harus didapatkanya dengan belajar
dan yang semuanya tersusun dalam kehidupan masyarakat. Dari beberapa pengertian
tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan sistem
gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia untuk memenuhi kehidupannya dengan
cara belajar, yang semuanya tersusun dalam kehidupanan masyarakat.
Secara
lebih jelas dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Kebudayaan
adalah segala sesuatu yang dilakukan dan dihasilkan manusia, yang meliputi :
• Kebudayaan
materiil (bersifat jasmaniah), yang meliputi benda-benda ciptaan
manusia,
misalnya kendaraan, alat rumah tangga, dan lain-lain.
• Kebudayaan
non-materiil (bersifat rohaniah), yaitu semua hal yang tidak
dapat
dilihat dan diraba, misalnya agama, bahasa, ilmu pengetahuan, dan
sebagainya
2. Kebudayaan
itu tidak diwariskan secara generatif (biologis), melainkan hanya mungkin
diperoleh dengan cara belajar.
3. Kebudayaan
diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat. Tanpa masyarakan kemungkinannya
sangat kecil untuk membentuk kebudayaan. Sebaliknya, tanpa kebudayaan tidak
mungkin manusia dapat mempertahankan kehidupannya.
2.4.2. Unsur
Kebudayaan
Koentjaraningrat
(1985) menyebutkan ada tujuh unsur-unsur kebudayaan. Ia menyebutnya sebagai isi
pokok kebudayaan. Ketujuh unsur kebudayaan universal tersebut adalah :
1. Kesenian
2. Sistem
teknologi dan peralatan
3. Sistem
organisasi masyarakat
4. Bahasa
5. Sistem
mata pencaharian hidup dan sistem ekonomi
6. Sistem
pengetahuan
7. Sistem
religi
Pada
jaman modern seperti ini budaya asli negara kita memang sudah mulai memudar,
faktor dari budaya luar memang sangat mempengaruhi pertumbuhan kehidupan di
negara kita ini. Contohnya saja anak muda jaman sekarang, mereka sangat
antusias dan up to date untuk mengetahui juga mengikuti perkembangan kehidupan
budaya luar negeri. Sebenarnya bukan hanya orang-orang tua saja yang harus
mengenalkan dan melestarikan kebudayaan asli negara kita tetapi juga para anak
muda harus senang dan mencintai kebudayaan asli negara sendiri.
Banyak
faktor juga yang menjelaskan soal 7 unsur budaya universal yaitu :
1. Kesenian
Setelah
memenuhi kebutuhan fisik manusia juga memerlukan sesuatu yang dapat memenuhi
kebutuhan psikis mereka. sehingga lahirlah kesenian yang dapat memuaskan.
2. Sistem
teknologi dan peralatan
Sistem
yang timbul karena manusia mampu menciptakan barang – barang dan sesuatu yang
baru agar dapat memenuhi kebutuhan hidup dan membedakan manusia dengan makhluk
hidup yang lain.
3. Sistem
organisasi masyarakat
Sistem
yang muncul karena kesadaran manusia bahwa meskipun diciptakan sebagai makhluk
yang paling sempurna namun tetap memiliki kelemahan dan kelebihan masing masing
antar individu sehingga timbul rasa utuk berorganisasi dan bersatu.
4. Bahasa
Sesuatu
yang berawal dari hanya sebuah kode, tulisan hingga berubah sebagai lisan untuk
mempermudah komunikasi antar sesama manusia. Bahkan sudah ada bahasa yang
dijadikan bahasa universal seperti bahasa Inggris.
5. Sistem
mata pencaharian hidup dan sistem ekonomi
Sistem
yang timbul karena manusia mampu menciptakan barang – barang dan sesuatu yang
baru agar dapat memenuhi kebutuhan hidup dan membedakan manusia dengan makhluk
hidup yang lain.
6. Sistem
pengetahuan
Sistem
yang terlahir karena setiap manusia memiliki akal dan pikiran yang berbeda
sehingga memunculkan dan mendapatkan sesuatu yang berbeda pula, sehingga perlu
disampaikan agar yang lain juga mengerti.
7. Sistem
religi
Kepercayaan
manusia terhadap adanya Sang Maha Pencipta yang muncul karena
kesadaran
bahwa ada zat yang lebih dan Maha Kuasa.
2.4.3. Faktor
Perubahan Kebudayaan
Pengertian
perubahan kebudayaan sendiri adalah adanya ketidak sesuaian di antara
unsur-unsur kebudayaan yang saling berbeda, sehingga terjadilah keadaan yang
ti- dak sesuai dengan fungsinya bagi kehidupan. Perubahan kebudayaan yang
terjadi dalam suatu bangsa tidak luput dari faktor-faktor yang mempengaruhi.
Menurut Soerjono Soekanto faktor-faktor tersebut terbagi m- enjadi 2, yaitu
faktor intern dan faktor ekstern.
1. Faktor
intern merupakan faktor yang berasal dari masyarakat itu sendiri yang
menyebabkan perubahan kebudayaan, yang diantaranya
• Perubahan
penduduk, seperti: Kelahiran, Kematian, dan Migrasi.
• Adanya
penemuan baru, seperti: Adanya ide atau alat baru yang sebelumnya
belum
pernah ada (Discovery), Penyempurnaan penemuan baru (Invention),
dan
proses pembaharuan atau melengkapi atau mengganti yang telah ada
(Innovation).
• Konflik
yang terjadi di dalam masyarakat. Konflik dapat merubah kepribadian orang-orang
yang terlibat di dalamnya, misalnya menjadi pendiam, murung, tidak mau bergaul,
atau bahkan berusaha memperbaiki keadaan tersebut supaya menjadi lebih baik.
• Pemberontakan
atau revolusi. Hal ini menyebabkan perubahan pada struktur pemerintahan pada
suatu negara.
2. Faktor
ekstern merupakan faktor yang berasal dari luar masyarakat melalui interaksi
sosial yang mendorong terjadinya suatu perubahan kebudayaan, yang diantaranya:
• Hal
ini dapat menyebabkan perubahan yang mendasar pada suatu negara baik seluruh
wujud budaya
• Perubahan
alam. Pada zaman sekarang sebagian besar hal ini disebabkan oleh tindakan
manusia sendiri yang menyebabkan kerusakan alam, seperti mebuang sampah
sembarangan, penebangan liar, pembangunan terus menerus di lahan pertanian, dan
masih banyak lagi. Hal ini dapat merugikan manusia sendiri seperti kehilangan
keluarga, tempat tinggal, harta benda, dan sarana umum lainnya.
• Pengaruh
budaya lain, seperti: Penyebaran kebudayaan (Difusi), Pembauran antar budaya
yang masih terlihat masing-masing sifat khasnya (Akulturasi), dan budaya yang
lama sama sekali (Asimilasi).
2.5. Hubungan
Manusia dengan Kebudayaan
Secara
sederhana hubungan antara manusia dengan kebudayaan ketika manusia sebagai
perilaku kebudayaan,dan kebudayaan tersebut merupakan objek yang dilaksanakan
sehari-hari oleh manusia
Di
dunia sosiologi manusia dengan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, maksud-
nya walaupun keduanya berbeda tetapi merupakan satu kesatuan yang butuh,ketika
manusia menciptakan kebudayaan,dan kebudayaan itu tercipta oleh manusia.
Contoh-Contoh
Hubungan Antara Manusia dengan Kebudayaan :
1. Kebudayaan-kebudayaan
khusus atas dasar faktor kedaerahan
Contoh:
Adat-istiadat melamar di Lampung dan Minangkabau. Di Minangkabau biasanya pihak
permpuan yang melamar sedangkan di Lampung, pihak laki-laki yang melamar.
2. Cara
hidup di kota dan di desa yang berbeda ( urban dan rural ways of life)
Contoh:
Perbedaan anak yang dibesarkan di kota dengan seorang anak yang di besarkan di
desa. Anak kota bersikap lebih terbuka dan berani untuk menonjolkan diri di
antara teman-temannya sedangkan seorang anak desa lebih mempunyai sikap percaya
pada diri sendiri dan sikap menilai ( sense of value ).
3. Kebudayaan-kebudayaan
khusus kelas sosial
Di
masyarakat dapat dijumpai lapisan sosial yang kita kenal, ada lapisan sosial
tinggi,rendah dan menengah.
4. Kebudayaan
khusus atas dasar agama
Adanya
berbagai masalah di dalam satu agama pun melahirkan kepribadian yang
berbeda-beda
di kalangan umatnya.
5. Kebudayaan
berdasarkan profesi
Misalnya:
kepribadian seorang dokter berbeda dengan kepribadian seorang pengacara dan itu
semua berpengaruh pada suasana kekeluargaan dan cara mereka bergaul.
2.6. Wujud
Kebudayaan
Wujud
kebudayaan dapat dibedakan menjadi tiga bagian yaitu:
1. Wujud
Gagasan
Budaya
dalam wujud gagasan/ide ini bersifat abstrak dan tempatnya ada dalam alam
pikiran tiap warga pendukung budaya yang bersangkutan sehingga tidak dapat diraba
atau difoto. Sistem gagasan yang telah dipelajari oleh setiap warga pendukung
budaya sejak dini sangat menentukan sifat dan cara berpikir serta tingkah laku
warga pendukung budaya tersebut. Gagasan-gagasan inilah yang akhirnya
menghasilkan berbagai hasil karya manusia berdasarkan sistem nilai, cara
berfikir dan pola tingkah laku. Wujud budaya dalam bentuk sistem gagasan ini
biasa juga disebut sistem nilai budaya.
2. Wujud
Perilaku (Aktivitas)
Budaya
dalam wujud perilaku berpola menurut ide/gagasan yang ada. Wujud perilaku ini
bersifat konkrit dapat dilihat dan didokumentasikan (difoto dan difilm).
Contoh: Petani sedang bekerja di sawah, orang sedang menari dengan lemah
gemulai,orang sedang berbicara dan lain-lain. Masing-masing aktivitas tersebut
berada dalam satu sistem tindakan dan tingkah laku.
3. Wujud
Benda Hasil Budaya
Semua
benda hasil karya manusia tersebut bersifat konkrit, dapat diraba dan difoto.
Kebudayaan dalam wujud konkrit ini disebut kebudayaan fisik.
Contoh:
bangunan bangunan megah seperti piramida, tembok cina, menhir, alat rumah
tangga seperti kapak
2.7. Orientasi
Nilai Budaya
Kluckhohn
dalam Pelly (1994) mengemukakan bahwa nilai budaya merupakan sebuah konsep
beruanglingkup luas yang hidup dalam alam fikiran sebahagian besar warga suatu
masyarakat, mengenai apa yang paling berharga dalam hidup. Rangkaian konsep itu
satu sama lain saling berkaitan dan merupakan sebuah sistem nilai – nilai
budaya.
Secara
fungsional sistem nilai ini mendorong individu untuk berperilaku seperti apa
yang ditentukan. Mereka percaya, bahwa hanya dengan berperilaku seperti itu
mereka akan berhasil (Kahl, dalam Pelly:1994). Sistem nilai itu menjadi pedoman
yang melekat erat secara emosional pada diri seseorang atau sekumpulan orang,
malah merupakan tujuan hidup yang diperjuangkan. Oleh karena itu, merubah
sistem nilai manusia tidaklah mudah, dibutuhkan waktu. Sebab, nilai – nilai
tersebut merupakan wujud ideal dari lingkungan sosialnya. Dapat pula dikatakan
bahwa sistem nilai budaya suatu masyarakat merupakan wujud konsepsional dari
kebudayaan mereka, yang seolah – olah berada diluar dan di atas para individu
warga masyarakat itu.
Ada
lima masalah pokok kehidupan manusia dalam setiap kebudayaan yang dapat
ditemukan secara universal. Menurut Kluckhohn dalam Pelly (1994) kelima masalah
pokok tersebut adalah: (1) masalah hakekat hidup, (2) hakekat kerja atau karya
manusia, (3) hakekat kedudukan manusia dalam ruang dan waktu, (4) hakekat
hubungan manusia dengan alam sekitar, dan (5) hakekat dari hubungan manusia
dengan manusia sesamanya.
Dalam
kenyataannya terdapat nuansa atau variasi antara kedua pola yang ekstrim itu
yang dapat disebut sebagai pola transisional. Kerangka Kluckhohn mengenai lima
masalah dasar dalam hidup yang menentukan orientasi nilai budaya manusia dapat
dilihat pada Tabel 1.
Masalah Dasar Dalam Hidup
|
Orientasi Nilai Budaya
|
||
Konservatif
|
Transisi
|
Progresif
|
|
Hakekat Hidup
|
Hidup itu buruk
|
Hidup itu baik
|
Hidup itu sukar tetapi harus diperjuangkan
|
Hakekat Kerja/karya
|
Kelangsungan hidup
|
Kedudukan dan kehormatan / prestise
|
Mempertinggi prestise
|
Hubungan Manusia Dengan Waktu
|
Orientasi ke masa lalu
|
Orientasi ke masa kini
|
Orientasi ke masa depan
|
Hubungan Manusia Dengan Alam
|
Tunduk kepada alam
|
Selaras dengan alam
|
Menguasai alam
|
Hubungan Manusia Dengan Sesamanya
|
Vertikal
|
Horizontal/ kolekial
|
Individual/mandiri
|
Tabel
1. Skema Kluckhohn: Lima Masalah Dasar Yang Menentukan Orientasi Nilai Budaya
Manusia
*)
Dimodifikasi dari Pelly (1994:104)
Meskipun
cara mengkonsepsikan lima masalah pokok dalam kehidupan manusia yang universal
itu sebagaimana yang tersebut diatas berbeda – beda untuk tiap masyarakat dan
kebudayaan, namun dalam tiap lingkungan masyarakat dan kebudayaan tersebut lima
hal tersebut di atas selalu ada.
Sementara
itu Koentjaraningrat telah menerapkan kerangka Kluckhohn di atas untuk
menganalisis masalah nilai budaya bangsa Indonesia, dan menunjukkan titik –
titik kelemahan dari kebudayaan Indonesia yang menghambat pembangunan nasional.
Kelemahan utama antara lain mentalitas meremehkan mutu, mentalitas suka
menerabas, sifat tidak percaya kepada diri sendiri, sifat tidak berdisiplin
murni, mentalitas suka mengabaikan tanggungjawab.
Kerangka
Kluckhohn itu juga telah dipergunakan dalam penelitian dengan kuesioner untuk
mengetahui secara objektif cara berfikir dan bertindak suku – suku di Indonesia
umumnya yang menguntungkan dan merugikan pembangunan. Selain itu juga,
penelitian variasi orientasi nilai budaya tersebut dimaksudkan disamping untuk
mendapatkan gambaran sistem nilai budaya kelompok – kelompok etnik di
Indonesia.
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Manusia
di ciptakan pada hakikatnya adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup
sendiri. Manusia harus berinteraksi untuk mencapai kebutuhannya dengan adanya
interaksi kita akan terjalin hubungan silaturahim dengan orang lain dan
mengenal kepribadian satu sama lain seperti kepribadian bangsa timur yang
identik dengan tepo seliro atau tingkat toleransi yang tinggi dan sebagainya.
Di
setiap daerah pun memiliki budaya yang berbeda beda. Kita sebagai manusia tidak
dapat terlepas dari kebudayaan karena dimana kita tinggal disitu pula terdapat
kebudayaan. Kebudayaan sendiri memiliki wujud dan orientasi nilai budaya.
4.1. Saran-saran
Saran
yang dapat di berikan adalah walaupun kita memiliki bermacam macam kebudayaan
kita tetap harus saling menjaga dan menghormati satu sama lain karena
kebudayaan yang kita miliki kelak akan menjadi kebanggaan tersendiri.
DAFTAR
PUSTAKA
http://katsuyuki89.blogspot.com/2013/05/kepribadian-bangsa-timur.html
https://anwarabdi.wordpress.com/2013/04/07/ibd-pengertian-kebudayaan/
https://yanuirdianto.wordpress.com/2013/03/10/96/
http://atikkaa.blogspot.com/2012/03/faktor-faktor-yang-menyebabkan.html
https://parkjiyoung.wordpress.com/2013/01/07/hubungan-manusia-dan-kebudayaan/
http://aghamisme.blogspot.com/2012/10/pengertian-kebudayaan-dan-wujud.html
Koentrajaningrat
(Ed). 1975. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Jambatan
Widoyo
Nugroho. 1996. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Gunadarma