Jumat, 24 Maret 2017

Penulisan1 - Artikel1 Softskill Teknologi New Media


BUDAYA DAN MANUSIA INDONESIA


BAB I
PENDAHULUAN
1.1.      Umum
            Indonesia memiliki jenis kebudayaan yang beragam. Di setiap daerah memiliki adat istiadat yang berbeda pula oleh karena itu manusia dan kebudayaan adalah satu hal yang tidak dapat dipisahkan karena dimana kita tinggal disitu pula terdapat kebudayaan.
         Manusia adalah makhluk sosial yang berinteraksi dengan satu sama lain. Setiap manusia memiliki kebudayaan yang berbeda beda sesuai dengan lingkungannya, walaupun demikian hal itu tidak menjadi hambatan. Ada beberapa faktor yang menyebabkan perbedaan kebudayaan seperti faktor lingkungan, alam, dan manusia itu sendiri dan berbagai faktor lainnya seiring dengan berkembangnnya teknologi informasi.
         Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk membahas laporan Makalah ini yaitu dengan judul “MANUSIA DAN KEBUDAYAAN”. Maka, untuk mendapatkan data yang tepat dan akurat, penulis melakukan pencarian data bail lewat Internet maupun buku-buku referensi yang ada. Setelah penulis merasa cukup melakukan pencarian data, Penulis mencoba menuangkan hasilnya kedalam sebuah karya tulis berbentuk Makalah.

Ilmu Sosial dan Budaya Dasar adalah cabang ilmu pengetahuan yang merupakan integrasi dari dua ilmu lainnya, yaitu ilmu sosial yang juga merupakan sosiologi (sosio:sosial, logos: ilmu) dan ilmu budaya yang merupakan salah satu cabang dari ilmu sosial. Pengertian lebih lanjut tentang ilmu sosial adalah cabang ilmu pengetahuan yang menggunakan berbagai disiplin ilmu untuk menanggapi masalah-masalah sosial, sedangkan ilmu budaya adalah ilmu yang termasuk dalam pengetahuan budaya, mengkaji masalah kemanusiaan dan budaya.
              Secara umum dapat dikatakan ilmu sosial dan budaya dasar merupakan pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah sosial manusia dan kebudayaan. Istilah ISBD dikembangkan pertama kali di Indonesia sebagai pengganti istilah basic humanitiesm yang berasal dari istilah bahasa Inggris “the Humanities”. Adapun istilah humanities itu sendiri berasal dari bahasa latin humnus yang artinya manusia, berbudaya dan halus. Dengan mempelajari the humanities diandaikan seseorang akan bisa menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus. Dengan mempelajari the humanities diandaikan seseorang akan bisa menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa the humanities berkaitan dengan nilai-nilai manusia sebagai homo humanus atau manusia berbudaya. Agar manusia menjadi humanus, mereka harus mempelajari ilmu yaitu the humanities disamping tidak meninggalkan tanggungjawabnya yang lain sebagai manusia itu sendiri.
              Pada dasarnya manusia merupakan makhluk sosial yang tidak bisa berdiri sendiri dan selalu berhubungan dengan individu lainnya. Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan dari satu kesatuan yang utuh dan makhluk yang paling sempurna. Manusia merupakan makhluk yang budayawi. Manusia juga makhluk yang memiliki kualitas dan martabat sehungga memiliki kemampuan untuk bekerja dan berkarya.
              Pada dasarnya, Manusia merupakan makhluk yang diciptakan Tuhan yang paling sempurna yang mempunyai kualitas diri sehingga dapat menghasilkan karya. Kepribadian manusia terbentuk dari lahirnya suatu kebudayaan baik kebudayaan barat maupun kebudayaan timur. Tergantung dimana manusia tersebut tinggal.
              Kebudayaan merupakan salah satu karya dari manusia yang memiliki sistem nilai dan mengacu pada orientasi nilai budaya. Suatu kebudayaan mempunyai dinamika dan gerakan. Perubahan kebudayaan dapat disebabkan oleh pola pikir masyarakat atau pada lingkungan alam dan fisik dimana mereka hidup. Perubahan kebudayaan berdampak pada perilaku sosial.
              Manusia yang menciptakan kebudayaan dan kebudayaan yang tercipta tersebut yang mengatur hidup manusia.

1.2.   Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan penulis menulis laporan Makalah ini adalah sebagai berikut :
1.               Agar pembaca mengetahui keberagaman Kebudayaan Manusia.
2.               Untuk memenuhi mata kuliah Ilmu Budaya Dasar pada Semester Dua  Jurusan Teknologi Informatika Universitas Gunadarma.

1.3.   Metode Penelitian
           Dalam penyusunan laporan Makalah ini, penulis mengumpulkan data dengan menggunakan beberapa metode penelitian, Diantaranya adalah sebagai berikut:
1.               Pengamatan (Observation)
Penulis melakukan pengamatan dan terjun langsung melihat beberapa kebudayaan manusia. Hasil dari pengamatan tersebut langsung dicatat oleh penulis.
2.               Studi Pustaka
Penulis melakukan studi kepustakaan melalui referensi-referensi yang ada seperti majalah/ buku-buku dan internet.

1.4.      Ruang Lingkup
            Mengingat pembahasan didalam Manusia dan Kebudayaan cukup luas. Agar laporan Makalah ini dapat mencapai sasaran, maka ruang lingkup pembahasan meliputi Pengetian hakikat manusia, Kepribadian bangsa timur, Pengertian unsur  dan faktor perubahan kebudayaan, Hubungan manusia dengan kebudayaan, Wujud kebudayaan, orientasi nilai budaya serta budaya dan manusia Indonesia
1.5.      Sistematika Penulisan
            Penulis akan menjelaskan secara garis besar mengenai sistematika penulisan Makalah ini.
BAB  I        PENDAHULUAN
                   Dalam bab ini akan diuraikan masalah secara umum,   maksud dan tujuan penulisan laporan Makalah, metode penelitian, ruang lingkup dan sistematika penulisan.
BAB  II       LANDASAN TEORI
Dalam bab ini berisi tentang uraian konsep dasar Manusia dan Kebudayaan khususnya di Indonesia.
BAB  III     PENUTUP
Dalam bab ini berisi kesimpulan dari apa yang dibahas, dan saran-saran untuk mencapai suatu hasil akhir yang baik.

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1.  Pengertian Hakikat Manusia
              Hakikat manusia adalah peran ataupun fungsi yang harus dijalankan oleh setiap manusia. Kata manusia berasal dari kata ” manu ” dari bahasa Sanksekerta atau ” mens ” dari bahasa Latin yang berarti berpikir, berakal budi, atau bisa juga dikatakan ” homo ” yang juga berasal dari bahasa Latin. Hal yang paling penting dalam membedakan manusia dengan makhluk lainnya adalah dapat dikatakan bahwa manusia dilengkapi dengan akal, pikiran, perasaan dan keyakinan untuk mempertinggi kualitas hidupnya di dunia. Manusia merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang memiliki derajat paling tinggi di antara ciptaan yang lain.
              Pada dasarnya manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa dengan kedudukan sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Berikut penjelasan yang lebih rinci mengenai makhluk individu dan makhluk sosial.

2.1.1.     Pengertian Manusia Sebagai Makhluk Individu
        Manusia sebagai makhluk individu mempunyai sifat-sifat individu khas yang berbed Adengan manusia lainnya. Manusia berbeda dengan manusia lainnya. Manusia sebagai individu bersifat nyata, yaitu mereka berupaya untuk selalu merealisasikan kepentingan, kebutuhan, dan potensi pribadi yang dimilikinya. Hal tersebut akan terus menerus berkembang menyesuaikan dengan perkembangan kehidupan yang dialaminyadan pertumbuhan yang ada pada dirinya. Setiap manusia senantiasa akan berusahamengembangkan kemampuan pribadinya guna memenuhi berbagai kebutuhan danmempertahankan hidupnya


2.1.2.   Pengertian Manusia Sebagai Makhluk Sosial
            Manusia pada hakikatnya adalah makhluk sosial, artinya makhluk yang tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain. Setiap manusia normal memerlukan orang lain dan hidup bersama-sama dengan orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kenyataan ini sesuai dengan pendapat Aristoteles, menyatakan bahwa manusia adalah zoompoliticon, yang berarti selain sebagai makhluk individu.
            Manusia juga termasuk dalam makhluk sosial yang harus berinteraksi dengan manusia lain. Pada zaman purba, ketika kebutuhannya belum lengkap. Manusia sering memenuhi kebutuhannya dengan membuat dan mencari sendiri. Namun dengan semakin meningkat kebutuhan hidupnya, manusia membutuhkan orang lain untuk mendukung kehidupannya. Pada perkembangan secara lebih luas dan kompleks, manusia membutuhkan tata masyarakat, lembaga-lembaga sosial, dan juga membutuhkan negara.

2.2       Budaya Indonesia
Budaya Indonesia adalah seluruh kebudayaan nasional, kebudayaan lokal, maupun kebudayaan asal asing yang telah ada di Indonesia sebelum Indonesia merdeka pada tahun 1945.
Kebudayaan nasional adalah kebudayaan yang diakui sebagai identitas nasional. Definisi kebudayaan nasional menurut TAP MPR No.II tahun 1998, yakni:
Kebudayaan nasional yang berlandaskan Pancasila adalah perwujudan cipta, karya dan karsa bangsa Indonesia dan merupakan keseluruhan daya upaya manusia Indonesia untuk mengembangkan harkat dan martabat sebagai bangsa, serta diarahkan untuk memberikan wawasan dan makna pada pembangunan nasional dalam segenap bidang kehidupan bangsa. Dengan demikian Pembangunan Nasional merupakan pembangunan yang berbudaya.Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Wujud, Arti dan Puncak-Puncak Kebudayaan Lama dan Asli bagi Masyarakat Pendukungnya, Semarang: P&K, 199
Kebudayaan nasional dalam pandangan Ki Hajar Dewantara adalah “puncak-puncak dari kebudayaan daerah”. Kutipan pernyataan ini merujuk pada paham kesatuan makin dimantapkan, sehingga ketunggalikaan makin lebih dirasakan daripada kebhinekaan. Wujudnya berupa negara kesatuan, ekonomi nasional, hukum nasional, serta bahasa nasional. Definisi yang diberikan oleh Koentjaraningrat dapat dilihat dari peryataannya: “yang khas dan bermutu dari suku bangsa mana pun asalnya, asal bisa mengidentifikasikan diri dan menimbulkan rasa bangga, itulah kebudayaan nasional”. Pernyataan ini merujuk pada puncak-puncak kebudayaan daerah dan kebudayaan suku bangsa yang bisa menimbulkan rasa bangga bagi orang Indonesia jika ditampilkan untuk mewakili identitas bersama. Nunus Supriadi, “Kebudayaan Daerah dan Kebudayaan Nasional”

Wujud kebudayaan daerah di Indonesia
Kebudayaan daerah tercermin dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat di seluruh daerah di Indonesia. Setiap daerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda. Berikut ini beberapa kebudayaan Indonesia berdasarkan jenisnya:
  
   1.   Rumah adat
Rumah Adat adalah bangunan yang memiliki cirikhas khusus, digunakan untuk tempat hunian oleh suatu suku bangsa tertentu.Rumah adat merupakan salah satu representasi kebudayaan yang paling tinggi dalam sebuah komunitas suku/masyarakat. 

   2.   Upacara Adat
Upacara adat merupakan suatu bentuk tradisi yang bersifat turun-temurun yang dilaksanakan secara teratur dan tertib menurut adat kebiasaan masyarakat dalam bentuk suatu rangkaian aktivitas permohonan sebagai ungkapan rasa terima kasih. Selain itu, upacara adat merupakan perwujudan dari sistem kepercayaan masyarakat yang mempunyai nilai-nilai universal, bernilai sakral, suci, religius, dilakukan secara turun-temurun serta menjadi kekayaan kebudayaan nasional.
Unsur-unsur dalam upacara adat meliputi: tempat upacara, waktu pelaksanaan, benda-benda/peralatan dan pelaku upacara yang meliputi pemimpin dan peserta upacara. Jenis-jenis upacara adat di Indonesia antara lain: Upacara kelahiran, perkawinan, kematian, penguburan, pemujaan, pengukuhan kepala suku dan sebagainya.
  
   3.   Tarian
Tarian Indonesia mencerminkan kekayaan dan keanekaragaman suku bangsa dan budaya Indonesia. Terdapat lebih dari 700 suku bangsa di Indonesia: dapat terlihat dari akar budaya bangsa Austronesia dan Melanesia, dipengaruhi oleh berbagai budaya dari negeri tetangga di Asia bahkan pengaruh barat yang diserap melalui kolonialisasi. Setiap suku bangsa di Indonesia memiliki berbagai tarian khasnya sendiri; Di Indonesia terdapat lebih dari 3000 tarian asli Indonesia. Tradisi kuno tarian dan drama dilestarikan di berbagai sanggar dan sekolah seni tari yang dilindungi oleh pihak keraton atau akademi seni yang dijalankan pemerintah.

   4.    Lagu
Lagu daerah atau musik daerah atau lagu kedaerahan, adalah lagu atau musik yang berasal dari suatu daerah tertentu dan menjadi populer dinyanyikan baik oleh rakyat daerah tersebut maupun rakyat lainnya. Pada umumnya pencipta lagu daerah ini tidak diketahui lagi alias noname.
Lagu kedaerahan mirip dengan lagu kebangsaan, namun statusnya hanya bersifat kedaerahan saja. Lagu kedaerahan biasanya memiliki lirik sesuai dengan bahasa daerahnya masing-masing seperti Manuk Dadali dari Jawa Barat dan Rasa Sayange dari Maluku.

   5.   Musik
Identitas musik Indonesia mulai terbentuk ketika budaya Zaman Perunggu bermigrasi ke Nusantara pada abad ketiga dan kedua Sebelum Masehi. Musik-musik suku tradisional Indonesia umumnya menggunakan instrumen perkusi, terutama gendang dan gong. Beberapa berkembang menjadi musik yang rumit dan berbeda-beda, seperti alat musik petik sasando dari Pulau Rote, angklung dari Jawa Barat, dan musik orkestra gamelan yang kompleks dari Jawa dan Bali

   6.   Seni Gambar
Seni gambar sering disamakan artinya dengan seni lukis, kedua istilah ini menurut penulis mengandung makna yang berbeda. Kedua kata tersebut memiliki tujuan yang sama, yakni mencipta atau membuat bentuk tertentu yakni bentuk alamiah dan abstrak dengan media dua dimensi yang berukuran panjang kali lebar. Yang berbeda adalah cara untuk mewujudkan tujuan tersebut.

   7.   Patung
Patung adalah benda tiga dimensi karya manusia yang diakui secara khusus sebagai suatu karya seni. Orang yang menciptakan patung disebut pematung.

   8.   Seni Sastra
Sastra Indonesia adalah sebuah istilah yang melingkupi berbagai macam karya sastra di Asia Tenggara. Istilah "Indonesia" sendiri mempunyai arti yang saling melengkapi terutama dalam cakupan geografi dan sejarah poltik di wilayah tersebut.
Sastra Indonesia sendiri dapat merujuk pada sastra yang dibuat di wilayah Kepulauan Indonesia. Sering juga secara luas dirujuk kepada sastra yang bahasa akarnya berdasarkan Bahasa Melayu (dimana bahasa Indonesia adalah satu turunannya). Dengan pengertian kedua maka sastra ini dapat juga diartikan sebagai sastra yang dibuat di wilayah Melayu (selain Indonesia, terdapat juga beberapa negara berbahasa Melayu seperti Malaysia dan Brunei), demikian pula bangsa Melayu yang tinggal di Singapura.

   9.   Makanan
Contoh hidangan Indonesia khas Sunda; ikan bakar, nasi timbel (nasi dibungkus daun pisang), ayam goreng, sambal, tempe dan tahu goreng, dan sayur asem; semangkuk air dengan jeruk nipis adalah kobokan.
Masakan Indonesia merupakan pencerminan beragam budaya dan tradisi berasal dari kepulauan Nusantara yang terdiri dari sekitar 6.000 pulau dan memegang tempat penting dalam budaya nasional Indonesia secara umum dan hampir seluruh masakan Indonesia kaya dengan bumbu berasal dari rempah-rempah seperti kemiri, cabai, temu kunci, lengkuas, jahe, kencur, kunyit, kelapa dan gula aren dengan diikuti penggunaan teknik-teknik memasak menurut bahan dan tradisi-adat yang terdapat pula pengaruh melalui perdagangan yang berasal seperti dari India, Tiongkok, Timur Tengah, dan Eropa.

10.                    10  Film
Era awal perfilman Indonesia ini diawali dengan berdirinya bioskop pertama di Indonesia pada 5 Desember 1900 di daerah Tanah Abang, Batavia dengan nama Gambar Idoep yang menayangkan berbagai film bisu.
Film pertama yang dibuat pertama kalinya di Indonesia adalah film bisu tahun 1926 yang berjudul Loetoeng Kasaroeng dan dibuat oleh sutradara Belanda G. Kruger dan L. Heuveldorp. Saat film ini dibuat dan dirilis, negara Indonesia belum ada dan masih merupakan Hindia Belanda, wilayah jajahan Kerajaan Belanda. Film ini dibuat dengan didukung oleh aktor lokal oleh Perusahaan Film Jawa NV di Bandung dan muncul pertama kalinya pada tanggal 31 Desember, 1926 di teater Elite and Majestic, Bandung.

2.3 Manusia Indonesia
Pengertian sosok manusia Indonesia tercantum dalam UU RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional , GBHN 1993 tentang Tujuan Pendidikan Nasional, dan menurut Tirta Raharja dan Sulo, 2006:25.
  1.   UU No. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Tujuan Pendidikan Nasional (TPN) dirumuskan sebagai berikut: Pendidikan Nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, sehat jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
  2.   Dalam GBHN 1993, ditetapkan Tujuan Pendidikan Nasional yang lebih rinci sebagai berikut : Pendidikan Nasional bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa , berbudi luhur, berkepribadian mandiri, maju, Tangguh, cerdas kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja tinggi, professional,bertanggung jawab, dan produktif serta sehat jasmani dan rohani, menumbuhkan jiwa patriotik, dan mempertebal rasa cinta tanah air, meningkatkan semangat kebangsaan, dan kesetiakawanan sosial serta kesadaran pada sejarah bangsa dan sikap menghargai jasa para pahlawan,serta beroreantasi kemasa depan.
  3.   Sedangkan menurut Tirta Raharja dan Sulo, 2006:25, Pengertian sosok manusia Indonesia seutuhnya ini adalah perpaduan antara aspek jasmani dan rohani, antara dimensi keindividualan, kesosialan, kesusilaan, keberagamaan, antara aspek kognitif, afektif, psikomotor.
         
           Dari beberapa sumber diatas bisa ditarik kesimpulan bahwa sosok manusia Indonesia adalah manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,berbudi luhur,sehat jasmani dan rohani,memiliki pengetahuan dan keterampilan,berjiwa wirausaha, berjiwa patriotisme, serta berorientasi ke masa depan.
     Karakteristik  manusia Indonesia berdasarkan pandangan hidup Pancasila
            Karakteristik manusia Indonesia seutuhnya berdasarkan pandangan hidup pancasila  terdiri dari :
1.      Karakteristik manusia berkualitas, yang bercirikan : beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, memiliki ilmu pengetahuan, maju, tangguh dan cerdas.
2.      Karakteristik manusia yang kompetitif, yang bercirikan : beretos kerja, professional, bertanggung jawab, produktif, sehat jasmani dan rohani, berjiwa patriotik, meningkatkan kebangsaan dan kesetiakawanan sosial, serta berorientasi ke masa depan.
          
            Secara tersirat ada tiga hal yang cukup mendasar sebagai ciri sosok manusia Indonesia, yaitu : moral, ilmu, dan amal. Manusia Indonesia sepatutnya memiliki moral, ilmu pengetahuan yang memadai yang kemudian diamalkan untuk kesejahteraan nusa, bangsa, dan negara.
   Dimensi-dimensi yang harus di perhatikan dalam pembentukan manusia Indonesia
            Ada empat dimensi yang sepatutnya dipertimbangkan dalam membentuk manusia Indonesia seutuhnya yaitu : Dimensi intelektual,, Dimensi Sosial ,Dimensi personal,dan Dimensi produktivitas.
1.      Dimensi intelektual,yaitu sosok manusia Indonesia yang memiliki pandangan, wawasan ilmu pengetahuan, terampil, mampu memecahkan masalah, serta tidak apriori terhadap pengetahuan orang lain.
2.      Dimensi sosial,yaitu sosok manusia Indonesia yang memiliki hubungan antar manusia, manusia dengan lingkungannya, kesetiaan pada Negara, tahu hakl dan kewajiban sebagai warga Negara, dan produktif dalam keanggotaan organisasi.
3.      Dimensi personal,yaitu sosok manusia Indonesia yang memiliki pertumbuhan fisik dan kesehatan, stabilitas emosional, kesehatan mental, nilai-nilai moral religious, memiliki nilai dan rasa estetis, dan adanya kemampuan untuk mengembangkan kemampuan diri.
4.      Dimensi produktivitas,yaitu sosok manusia Indonesia yang memiliki kesanggupan memilih keahlian/pekerjaan yang sesuai dengan kemampuannya untuk mempertinggi keterampilan, keserasian hidup berkeluarga, mampu menempatkan diri sebagai konsumen dan produsen yang baik, kreatif, dan berkarya.

2.4.  Pengertian, Unsur, dan Faktor Perubahan Kebudayaan             
2.4.1.     Pengertian Kebudayaan
              Secara etimologis kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta “budhayah”, yaitu bentuk jamak dari budhi yang berarti budi atau akal. Sedangkan ahli antropologi yang memberikan definisi tentang kebudayaan secara sistematis dan ilmiah adalah E.B. Tylor dalam buku yang berjudul “Primitive Culture”, bahwa kebudayaan adalah keseluruhan kompleks yang di dalamnya terkandung ilmu pengetahuan lain, serta kebiasaan yang didapat manusia sebagai anggota masyarakat. Pada sisi yang agak berbeda.
              Koentjaraningrat mendefinisikan kebudayaan sebagai keseluruhan manusia dari kelakuan dan hasil kelakuan yang teratur oleh tata kelakuan yang harus didapatkanya dengan belajar dan yang semuanya tersusun dalam kehidupan masyarakat. Dari beberapa pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia untuk memenuhi kehidupannya dengan cara belajar, yang semuanya tersusun dalam kehidupanan masyarakat.
     Secara lebih jelas dapat diuraikan sebagai berikut:
1.  Kebudayaan adalah segala sesuatu yang dilakukan dan dihasilkan manusia, yang meliputi :
•   Kebudayaan materiil (bersifat jasmaniah), yang meliputi benda-benda ciptaan
     manusia, misalnya kendaraan, alat rumah tangga, dan lain-lain.
•   Kebudayaan non-materiil (bersifat rohaniah), yaitu semua hal yang tidak
     dapat dilihat dan diraba, misalnya agama, bahasa, ilmu pengetahuan, dan
     sebagainya
2.  Kebudayaan itu tidak diwariskan secara generatif (biologis), melainkan hanya mungkin diperoleh dengan cara belajar.
3.  Kebudayaan diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat. Tanpa masyarakan kemungkinannya sangat kecil untuk membentuk kebudayaan. Sebaliknya, tanpa kebudayaan tidak mungkin manusia dapat mempertahankan kehidupannya.

2.4.2.   Unsur Kebudayaan
              Koentjaraningrat (1985) menyebutkan ada tujuh unsur-unsur kebudayaan. Ia menyebutnya sebagai isi pokok kebudayaan. Ketujuh unsur kebudayaan universal tersebut adalah :
1.  Kesenian
2.  Sistem teknologi dan peralatan
3.  Sistem organisasi masyarakat
4.  Bahasa
5.  Sistem mata pencaharian hidup dan sistem ekonomi
6.  Sistem pengetahuan
7.  Sistem religi
              Pada jaman modern seperti ini budaya asli negara kita memang sudah mulai memudar, faktor dari budaya luar memang sangat mempengaruhi pertumbuhan kehidupan di negara kita ini. Contohnya saja anak muda jaman sekarang, mereka sangat antusias dan up to date untuk mengetahui juga mengikuti perkembangan kehidupan budaya luar negeri. Sebenarnya bukan hanya orang-orang tua saja yang harus mengenalkan dan melestarikan kebudayaan asli negara kita tetapi juga para anak muda harus senang dan mencintai kebudayaan asli negara sendiri.
              Banyak faktor juga yang menjelaskan soal 7 unsur budaya universal yaitu :
1. Kesenian
       Setelah memenuhi kebutuhan fisik manusia juga memerlukan sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan psikis mereka. sehingga lahirlah kesenian yang dapat memuaskan.
2. Sistem teknologi dan peralatan
       Sistem yang timbul karena manusia mampu menciptakan barang – barang dan sesuatu yang baru agar dapat memenuhi kebutuhan hidup dan membedakan manusia dengan makhluk hidup yang lain.
3. Sistem organisasi masyarakat
       Sistem yang muncul karena kesadaran manusia bahwa meskipun diciptakan sebagai makhluk yang paling sempurna namun tetap memiliki kelemahan dan kelebihan masing masing antar individu sehingga timbul rasa utuk berorganisasi dan bersatu.
4. Bahasa
       Sesuatu yang berawal dari hanya sebuah kode, tulisan hingga berubah sebagai lisan untuk mempermudah komunikasi antar sesama manusia. Bahkan sudah ada bahasa yang dijadikan bahasa universal seperti bahasa Inggris.
5. Sistem mata pencaharian hidup dan sistem ekonomi
       Sistem yang timbul karena manusia mampu menciptakan barang – barang dan sesuatu yang baru agar dapat memenuhi kebutuhan hidup dan membedakan manusia dengan makhluk hidup yang lain.
6. Sistem pengetahuan
     Sistem yang terlahir karena setiap manusia memiliki akal dan pikiran yang berbeda sehingga memunculkan dan mendapatkan sesuatu yang berbeda pula, sehingga perlu disampaikan agar yang lain juga mengerti.
7. Sistem religi
       Kepercayaan manusia terhadap adanya Sang Maha Pencipta yang muncul karena
       kesadaran bahwa ada zat yang lebih dan Maha Kuasa.

2.4.3.   Faktor Perubahan Kebudayaan
              Pengertian perubahan kebudayaan sendiri adalah adanya ketidak sesuaian di antara unsur-unsur kebudayaan yang saling berbeda, sehingga terjadilah keadaan yang ti- dak sesuai dengan fungsinya bagi kehidupan. Perubahan kebudayaan yang terjadi dalam suatu bangsa tidak luput dari faktor-faktor yang mempengaruhi. Menurut Soerjono Soekanto faktor-faktor tersebut terbagi m- enjadi 2, yaitu faktor intern dan faktor ekstern.
1.  Faktor intern merupakan faktor yang berasal dari masyarakat itu sendiri yang menyebabkan perubahan kebudayaan, yang diantaranya
•     Perubahan penduduk, seperti: Kelahiran, Kematian, dan Migrasi.
•   Adanya penemuan baru, seperti: Adanya ide atau alat baru yang sebelumnya
     belum pernah ada (Discovery), Penyempurnaan penemuan baru (Invention), 
     dan proses pembaharuan atau melengkapi atau mengganti yang telah ada
     (Innovation).
•   Konflik yang terjadi di dalam masyarakat. Konflik dapat merubah kepribadian orang-orang yang terlibat di dalamnya, misalnya menjadi pendiam, murung, tidak mau bergaul, atau bahkan berusaha memperbaiki keadaan tersebut supaya menjadi lebih baik.
•   Pemberontakan atau revolusi. Hal ini menyebabkan perubahan pada struktur pemerintahan pada suatu negara.
2.  Faktor ekstern merupakan faktor yang berasal dari luar masyarakat melalui interaksi sosial yang mendorong terjadinya suatu perubahan kebudayaan, yang diantaranya:
•   Hal ini dapat menyebabkan perubahan yang mendasar pada suatu negara baik seluruh wujud budaya
•   Perubahan alam. Pada zaman sekarang sebagian besar hal ini disebabkan oleh tindakan manusia sendiri yang menyebabkan kerusakan alam, seperti mebuang sampah sembarangan, penebangan liar, pembangunan terus menerus di lahan pertanian, dan masih banyak lagi. Hal ini dapat merugikan manusia sendiri seperti kehilangan keluarga, tempat tinggal, harta benda, dan sarana umum lainnya.
•   Pengaruh budaya lain, seperti: Penyebaran kebudayaan (Difusi), Pembauran antar budaya yang masih terlihat masing-masing sifat khasnya (Akulturasi), dan budaya yang lama sama sekali (Asimilasi).

2.5.        Hubungan Manusia dengan Kebudayaan
              Secara sederhana hubungan antara manusia dengan kebudayaan ketika manusia sebagai perilaku kebudayaan,dan kebudayaan tersebut merupakan objek yang dilaksanakan sehari-hari oleh manusia
Di dunia sosiologi manusia dengan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, maksud- nya walaupun keduanya berbeda tetapi merupakan satu kesatuan yang butuh,ketika manusia menciptakan kebudayaan,dan kebudayaan itu tercipta oleh manusia.


Contoh-Contoh Hubungan Antara Manusia dengan Kebudayaan :
1.  Kebudayaan-kebudayaan khusus atas dasar faktor kedaerahan
     Contoh: Adat-istiadat melamar di Lampung dan Minangkabau. Di Minangkabau biasanya pihak permpuan yang melamar sedangkan di Lampung, pihak laki-laki yang melamar.
2.  Cara hidup di kota dan di desa yang berbeda ( urban dan rural ways of life)
     Contoh: Perbedaan anak yang dibesarkan di kota dengan seorang anak yang di besarkan di desa. Anak kota bersikap lebih terbuka dan berani untuk menonjolkan diri di antara teman-temannya sedangkan seorang anak desa lebih mempunyai sikap percaya pada diri sendiri dan sikap menilai ( sense of value ).
3.  Kebudayaan-kebudayaan khusus kelas sosial
     Di masyarakat dapat dijumpai lapisan sosial yang kita kenal, ada lapisan sosial tinggi,rendah dan menengah.
4.  Kebudayaan khusus atas dasar agama
     Adanya berbagai masalah di dalam satu agama pun melahirkan kepribadian yang
     berbeda-beda di kalangan umatnya.
5.  Kebudayaan berdasarkan profesi
     Misalnya: kepribadian seorang dokter berbeda dengan kepribadian seorang pengacara dan itu semua berpengaruh pada suasana kekeluargaan dan cara mereka bergaul.

2.6.        Wujud Kebudayaan
Wujud kebudayaan dapat dibedakan menjadi tiga bagian yaitu:
1.  Wujud Gagasan
     Budaya dalam wujud gagasan/ide ini bersifat abstrak dan tempatnya ada dalam alam pikiran tiap warga pendukung budaya yang bersangkutan sehingga tidak dapat diraba atau difoto. Sistem gagasan yang telah dipelajari oleh setiap warga pendukung budaya sejak dini sangat menentukan sifat dan cara berpikir serta tingkah laku warga pendukung budaya tersebut. Gagasan-gagasan inilah yang akhirnya menghasilkan berbagai hasil karya manusia berdasarkan sistem nilai, cara berfikir dan pola tingkah laku. Wujud budaya dalam bentuk sistem gagasan ini biasa juga disebut sistem nilai budaya.
2.  Wujud Perilaku (Aktivitas)
     Budaya dalam wujud perilaku berpola menurut ide/gagasan yang ada. Wujud perilaku ini bersifat konkrit dapat dilihat dan didokumentasikan (difoto dan difilm). Contoh: Petani sedang bekerja di sawah, orang sedang menari dengan lemah gemulai,orang sedang berbicara dan lain-lain. Masing-masing aktivitas tersebut berada dalam satu sistem tindakan dan tingkah laku.
3.  Wujud Benda Hasil Budaya
     Semua benda hasil karya manusia tersebut bersifat konkrit, dapat diraba dan difoto. Kebudayaan dalam wujud konkrit ini disebut kebudayaan fisik.
     Contoh: bangunan bangunan megah seperti piramida, tembok cina, menhir, alat rumah tangga seperti kapak

2.7.        Orientasi Nilai Budaya
              Kluckhohn dalam Pelly (1994) mengemukakan bahwa nilai budaya merupakan sebuah konsep beruanglingkup luas yang hidup dalam alam fikiran sebahagian besar warga suatu masyarakat, mengenai apa yang paling berharga dalam hidup. Rangkaian konsep itu satu sama lain saling berkaitan dan merupakan sebuah sistem nilai – nilai budaya.
              Secara fungsional sistem nilai ini mendorong individu untuk berperilaku seperti apa yang ditentukan. Mereka percaya, bahwa hanya dengan berperilaku seperti itu mereka akan berhasil (Kahl, dalam Pelly:1994). Sistem nilai itu menjadi pedoman yang melekat erat secara emosional pada diri seseorang atau sekumpulan orang, malah merupakan tujuan hidup yang diperjuangkan. Oleh karena itu, merubah sistem nilai manusia tidaklah mudah, dibutuhkan waktu. Sebab, nilai – nilai tersebut merupakan wujud ideal dari lingkungan sosialnya. Dapat pula dikatakan bahwa sistem nilai budaya suatu masyarakat merupakan wujud konsepsional dari kebudayaan mereka, yang seolah – olah berada diluar dan di atas para individu warga masyarakat itu.
              Ada lima masalah pokok kehidupan manusia dalam setiap kebudayaan yang dapat ditemukan secara universal. Menurut Kluckhohn dalam Pelly (1994) kelima masalah pokok tersebut adalah: (1) masalah hakekat hidup, (2) hakekat kerja atau karya manusia, (3) hakekat kedudukan manusia dalam ruang dan waktu, (4) hakekat hubungan manusia dengan alam sekitar, dan (5) hakekat dari hubungan manusia dengan manusia sesamanya.
              Dalam kenyataannya terdapat nuansa atau variasi antara kedua pola yang ekstrim itu yang dapat disebut sebagai pola transisional. Kerangka Kluckhohn mengenai lima masalah dasar dalam hidup yang menentukan orientasi nilai budaya manusia dapat dilihat pada Tabel 1.
Masalah Dasar Dalam Hidup
Orientasi Nilai Budaya
Konservatif
Transisi
Progresif
Hakekat Hidup
Hidup itu buruk
Hidup itu baik
Hidup itu sukar tetapi harus diperjuangkan
Hakekat Kerja/karya
Kelangsungan hidup
Kedudukan dan kehormatan / prestise
Mempertinggi prestise
Hubungan Manusia Dengan Waktu
Orientasi ke masa lalu
Orientasi ke masa kini
Orientasi ke masa depan
Hubungan Manusia Dengan Alam
Tunduk kepada alam
Selaras dengan alam
Menguasai alam
Hubungan Manusia Dengan Sesamanya
Vertikal
Horizontal/ kolekial
Individual/mandiri

Tabel 1. Skema Kluckhohn: Lima Masalah Dasar Yang Menentukan Orientasi Nilai Budaya Manusia


*) Dimodifikasi dari Pelly (1994:104)
              Meskipun cara mengkonsepsikan lima masalah pokok dalam kehidupan manusia yang universal itu sebagaimana yang tersebut diatas berbeda – beda untuk tiap masyarakat dan kebudayaan, namun dalam tiap lingkungan masyarakat dan kebudayaan tersebut lima hal tersebut di atas selalu ada.
              Sementara itu Koentjaraningrat telah menerapkan kerangka Kluckhohn di atas untuk menganalisis masalah nilai budaya bangsa Indonesia, dan menunjukkan titik – titik kelemahan dari kebudayaan Indonesia yang menghambat pembangunan nasional. Kelemahan utama antara lain mentalitas meremehkan mutu, mentalitas suka menerabas, sifat tidak percaya kepada diri sendiri, sifat tidak berdisiplin murni, mentalitas suka mengabaikan tanggungjawab.
              Kerangka Kluckhohn itu juga telah dipergunakan dalam penelitian dengan kuesioner untuk mengetahui secara objektif cara berfikir dan bertindak suku – suku di Indonesia umumnya yang menguntungkan dan merugikan pembangunan. Selain itu juga, penelitian variasi orientasi nilai budaya tersebut dimaksudkan disamping untuk mendapatkan gambaran sistem nilai budaya kelompok – kelompok etnik di Indonesia.



BAB IV
PENUTUP
4.1.  Kesimpulan
              Manusia di ciptakan pada hakikatnya adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Manusia harus berinteraksi untuk mencapai kebutuhannya dengan adanya interaksi kita akan terjalin hubungan silaturahim dengan orang lain dan mengenal kepribadian satu sama lain seperti kepribadian bangsa timur yang identik dengan tepo seliro atau tingkat toleransi yang tinggi dan sebagainya.
              Di setiap daerah pun memiliki budaya yang berbeda beda. Kita sebagai manusia tidak dapat terlepas dari kebudayaan karena dimana kita tinggal disitu pula terdapat kebudayaan. Kebudayaan sendiri memiliki wujud dan orientasi nilai budaya.

4.1. Saran-saran
              Saran yang dapat di berikan adalah walaupun kita memiliki bermacam macam kebudayaan kita tetap harus saling menjaga dan menghormati satu sama lain karena kebudayaan yang kita miliki kelak akan menjadi kebanggaan tersendiri.












DAFTAR PUSTAKA


http://katsuyuki89.blogspot.com/2013/05/kepribadian-bangsa-timur.html
https://anwarabdi.wordpress.com/2013/04/07/ibd-pengertian-kebudayaan/
https://yanuirdianto.wordpress.com/2013/03/10/96/
http://atikkaa.blogspot.com/2012/03/faktor-faktor-yang-menyebabkan.html
https://parkjiyoung.wordpress.com/2013/01/07/hubungan-manusia-dan-kebudayaan/
http://aghamisme.blogspot.com/2012/10/pengertian-kebudayaan-dan-wujud.html
Koentrajaningrat (Ed). 1975. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Jambatan
Widoyo Nugroho. 1996. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Gunadarma