1. Game Engine
Perangkat lunak yang dapat membuat atau mengembangkan sebuah game yang
ingin kita buat dapat disebut game engine. Game ini dapat berbagai genre game
yang dapat Anda buat seperti Action, shooter, adventura dan sejenisnya.
Game
engine menyediakan seperangkat alat pengembangan visual di samping komponen
software digunakan kembali. Alat-alat ini umumnya diberikan dalam suatu
lingkungan pengembangan terpadu untuk mengaktifkan disederhanakan, perkembangan
pesat dari permainan dengan cara data-driven. Mesin pengembang Game upaya untuk
“pra-menciptakan roda” dengan mengembangkan suite perangkat lunak kuat yang
mencakup banyak unsur pengembang game mungkin perlu untuk membangun sebuah
permainan. Kebanyakan mesin permainan suite menyediakan fasilitas yang
memudahkan pengembangan, seperti grafik, suara, fisika dan fungsi AI. Mesin
permainan ini kadang-kadang disebut “middleware” karena, seperti dengan istilah
naluri bisnis, mereka menyediakan sebuah platform perangkat lunak yang
fleksibel dan dapat digunakan kembali yang menyediakan semua fungsionalitas
inti yang dibutuhkan, langsung dari kotak, untuk mengembangkan sebuah aplikasi
permainan sambil mengurangi biaya , kompleksitas, dan waktu-ke-pasar-semua
faktor penting dalam industri video game yang sangat kompetitif. Gamebryo dan
RenderWare adalah seperti program middleware banyak digunakan.
Arsitektur
Game
Adalah
rancangan atau blueprint dari sebuah game. Sedangkan arsitektur mesin game adalah system perangkat
lunak yang dirancang untuk menciptakan
dan pengembangan video game. Dapat dikatakan
bahwa arsitektur mesin game itu adalah rancangan dari sistem
perangkat lunak dari game itu sendiri.
Tahap awal dari merancang
suatu game adalah memilih jenis game yang akan
dibuat agar dapat lebih terfokus dalam mengerjakannya. Selanjutnya
adalah mendesaian game yang akan dibuat.
Setelah kita memiliki desain game,
langkah berikutnya adalah mengimplementasikan desain tersebut
menjadi source code. Apabila source
telah selesai dirancang, maka game tersebut
dapat dimainkan dan digunakan sesuai yang diinginkan oleh sang
pembuat game. Apakah game tersebut
dibuat untuk dikomersilkan atau dikembangkan
oleh orang lain.
Beberapa
elemen yang terdapat dalam game engine, yaitu:
Tools/Data
Pada pengembangan game
paling tidak dibutuhkan beberapa tools seperti 3d model editor, level editor
dan graphics programs. Bahkan jika diperlukan, seringkali kita mengembangkan
game engine tersebut dengan menambahkan beberapa code dan fitur yang
diperlukan.
System
System adalah bagian dari
game engine yang berfungsi untuk melakukan komunikasi dengan hardware yang
berada di dalam mesin. System adalah bagian yang membutuhkan perubahan yang
cukup banyak apabila dilakukan implementasi pada platform yang berbeda. Di
dalam system sendiri terdapat beberapa sub system seperti graphics, input,
sound, timer, configuration. System bertanggung jawab untuk melakukan
inisialisasi, update dan mematikan sub system yang terdapat di dalamnya.
Console
Console dapat merubah
setting game dan setting game engine di dalam game tanpa perlu melakukan
restart pada game tersebut. Console biasa digunakan dalam proses debugging,
seperti misalnya apabila game engine tersebut mengalami error maka kita hanya
mengoutputkan error message tersebut ke dalam console tanpa harus melakukan
restart.
Support
Support merupakan bagian
yang sering digunakan pada system di galam game engine. Support berisikan
rumus-rumus matematika yang biasa digunakan, vector, matrix, memory, file
loader. Merupakan dasar dari game engine dan hampir digunakan dalam semua
project game engine.
Renderer/Engine Core
Renderer/engine core terdiri
dari beberapa sub yaitu visibility, collision detection dan response, camera,
static geometry, dynamic geometry, particle systems, billboarding, meshes,
skybox, lighting, fogging, vertex shading dan output.
Game Interface
Game interface merupakan layer
antara game engine dan game itu sendiri. Berfungsi sebagai control yang
bertuuan untuk memberikan interface apabila di dalam game engine tersebut
terdapat fungsi yang bersifat dinamis sehingga memudahkan untuk mengembangkan
game tersebut.
The Game
Game merupakan inti dari
penggunaan game engine sendiri, sehingga ini tergantung bagaimana pengguna
dalam mengembangkannya.
Tipe-Tipe Game Engine
Game engine
biasanya datang dengan macam-macam jenis dan tujuannya. Ada 3 tipe game
engine yaitu sebagai berikut :
1.
Roll-your-own
game engine
Banyak perusahaan game kecil
seperti publisher indie biasanya menggunakan engine-nya sendiri. Mereka
menggunakan API seperti XNA, DirectX atau OpenGL untuk membuat game engine
mereka sendiri. Di sisi lain, mereka kadang menggunakan library komersil atau yang
open source. Terkadang mereka juga membuat semuanya mulai dari nol. Biasanya
game engine tipe ini lebih disukai karena selain kemungkinan besar diberikan
secara gratis, juga memperbolehkan mereka (para developer) lebih fleksibel
dalam mengintegrasikan komponen yang diinginkan untuk dibentuk sebagai game
engine mereka sendiri. Kelemahannya banyak engine yang dibuat dengan cara
semacam ini malah menyerang balik developernya. Tower Games Studio membutuhkan
satu tahun penuh untuk menyempurnakan game engine-nya, hanya untuk ditulis
ulang semuanya dalam beberapa hari sebelum penggunaannya karena adanya bug
kecil yang sangat mengganggu.
2.
Mostly-ready
game engines
Engine ini biasanya sudah
menyediakan semuanya begitu diberikan pada developer/programer. Semuanya termasuk
contoh GUI, physiscs, libraries model, texture dan lain-lain. Banyak dari
mereka yang sudah benar-benar matang, sehingga dapat langsung digunakan untuk
scripting sejak hari pertama. Game engine semacam ini memiliki beberapa
batasan, terutama jika dibandingkan dengan game engine sebelumnya yang
benar-benar terbuka lebar. Hal ini ditujukan agar tidak terjadi banyak error
yang mungkin terjadi setelah sebuah game yang menggunakan engine ini dirilis
dan masih memungkinkan game engine-nya tersebut untuk mengoptimalkan kinerja
game-nya. Contoh tipe game engine seperti ini adalah Unreal Engine, Source
Engine, id Tech Engine dan sebagainya yang sudah sangat optimal dibandingkan
jika harus membuat dari awal. Dengan hal ini dapat menyingkat menghemat waktu
dan biaya dari para developer game.
3.
Point-and-click
engines
Engine ini merupakan engine yang
sangat dibatasi, tapi dibuat dengan sangat user friendly. Anda bahkan bisa
mulai membuat game sendiri menggunakan engine seperti GameMaker, Torque Game
Builder dan Unity3D. Dengan sedikit memanfaatkan coding, kamu sudah bisa
merilis game point-and-click yang kamu banget. Kekurangannya terletak pada
terbatasnya jenis interaksi yang bisa dilakukan dan biasanya hal ini mencakup
semuanya, mulai dari grafis hingga tata suara. Tapi bukan berarti game engine
jenis ini tidak berguna, bagi developer cerdas dan memiliki kreativitas tinggi,
game engine seperti ini bisa dirubah menjadi sebuah game menyenangkan, seperti
Flow. Game engine ini memang ditujukan bagi developer yang ingin menyingkat
waktu pemrogramman dan merilis game-game mereka secepatnya.
2. Interaksi Fisik Dalam
Teknologi Game
Interaksi yang disediakan oleh
teknologi I/O video game pada zaman sekarang
hanyalah interaksi virtual. Kebanyakan teknologi permainan yang digunakan
dalam videogaming adalah teknologi PC; yang terdiri atas
layar monitor sebagai perangkat output dan keyboard serta mouse sebagai
perangkat input; sebagaimana pernyataan bahwa lebih banyak player yang menggunakan PC untuk videogaming dibandingkan dengan perangkat lain
seperti Playstation dan Xbox. Interaksi semacam ini
menyediakan pengalaman imersif dalam videogaming secara
terbatas serta menyebabkan kurangnya interaksi fisik dan sosial di hampir semua
kasus. Namun, pada masa kini, telah terdapat cara baru untuk player yang memainkan gamedengan fitur multiplayer tanpa
harus mengalami semua hal tersebut.
Interaksi fisik dalam
teknologi game merupakan sistem imersif
baru dalam videogaming yang memanfaatkan
aktivitas fisik player selain menggerakkan
jari-jemari dan tangan di keyboard dan mouse. Video game yang
memanfaatkan tenaga fisik dalam fitur multiplayer memfasilitasi
interaksi fisik dan sosial dalam videogaming.
Fasilitas interaksi fisik
dalam videogaming yang paling terkenal adalah VR Headset. Perangkat ini seringkali digunakan untuk
memainkan video gameyang memanfaatkan sistem
pengenalan gerakan (gesture recognition) untuk
mendeteksi gerakan kepala, sedangkan untuk gerakan di tangan digunakan VR Impulse Stick yang merupakan perangkat joystick dengan tombol-tombol dan sistem
pengenalan gerakan yang sama dengan cara digenggam oleh player di kedua tangan untuk berinteraksi
dengan game. Permainan yang memanfaatkan fasilitas VR
juga membutuhkan ruangan yang luas, agar dapat mengurangi batasan gerakan
pemain.
Berikut ini adalah contoh
pemanfaatan teknologi VR untuk
interaksi fisik dalam videogaming. Di
bawah ini dapat dilihat bahwa beberapa playersedang
memainkan video game bergenre horor yang
prarilis di tahun 2016, yaitu Paranormal Activity.
I. Collision Detection
Dalam video game,
interaksi fisik yang terjadi hanyalah interaksi fisik secara virtual dalam
program video game itu sendiri antara objek dua / tiga
dimensi yang satu dengan objek lainnya. Collision
Detection (CD / Deteksi Benturan) merujuk kepada problema
komputasional dalam mendeteksi persimpangan antara 2 buah objek atau lebih
tersebut. Topik ini seringkali diasosiasikan dengan penggunaannya dalam video game dan simulasi fisik lainnya, tetapi
pengaplikasiannya juga terdapat dalam bidang robotika.
Algoritma Collision
Detection
Deteksi Benturan terdiri atas:
1.
Time of
Impact (TOI)
menentukan waktu yang menunjukkan kapan ketika suatu objek berbenturan dengan
objek lain;
2.
Contact
Manifold, menunjukkan
serangkaian titik penyimpangan yang dibuat ketika terjadinya benturan;
3.
Collision
Response, menyimulasikan apa
yang terjadi setelah benturan terdeteksi.
II. Efek Fisik Positif & Negatif Dalam Game
Dengan kecanggihan perangkat
teknologi dan informasi saat ini tidak hanya sekedar membantu pekerjaan manusia
tetapi juga menyajikan berbagai media hiburan yang mudah dijangkau oleh banyak
orang. Salah satunya adalah Video game, banyak orang yang menyukai video game
tidak hanya kalangan muda tetapi kalangan dewasa juga ikut memainkan video
game. Disisi lain jika terlalu lama dan sering bermain game akan ada efek yang
akan didapatkan, baik dari efek positif maupun efek negatif. Apa aja dampak
dari efek - efek tersebut ? Berikut penjelasannya :
Efek
Positif
- Setiap game memiliki tingkat kesulitan/Level yang berbeda. Umumnya
permainan ini dilengkapi pernak-pernik senjata, amunisi, karakter dan peta
permainan yang berbeda. Untuk menyelesaikan level atau mengalahkan musuh
secara efisien diperlukan strategi. Permainan game online akan melatih
pemainnya untuk dapat memenangkan permainan dengan cepat, efisien dan
menghasilkan lebih banyak poin.
- Meningkatkan konsentrasi. Kemampuan konsentrasi pemain game online
akan meningkat karena mereka harus menyelesaikan beberapa tugas, mecari
celah yang mungkin bisa dilewati dan memonitor jalannya permainan. Semakin
sulit sebuah game maka semakin diperlukan tingkat konsentrasi yang tinggi.
- Meningkatkan koordinasi tangan dan mata. Penelitian yang berhasil
didapat menyatakan bahwa orang yang bermain game sekitar dua setengah jam
perhari dapat meningkatkan koordinasi antara mata dan tangan.
- Meningkatkan kemampuan membaca. Game dengan genre edukasi atau
pendidikan banyak sekali manfaatnya. Menurut Psikolog dari Finland
Univesity menyatakan bahwa game edukasi dapat meningkatkan kemampuan
membaca pada anak-anak. Jadi pendapat yang menyatakan bahwa jenis
permainan ini menurunkan tingkat minat baca anak sangat tidak beralasan.
- Meningkatkan kemampuan berbahasa inggris. Para gamers yang sering
bermain game online dengan genre apapun dengan berjalannya waktu dapat
mempunyai kemampuan berbahasa inggris yang lebih baik. Ini karena banyak
alur cerita yang diceritakan dalam bahasa inggris dan kadang kala mereka
chat dengan pemain lain dari berbagai negara.
- Meningkatkan sportivitas. Sportif dan fair play adalah nilai-nilai
umum yang dikembangkan dalam kompetisi pemuda. Video gamejuga menawarkan
hal yang sama. Dia mengajarkan nilai-nilai keteraturan. Pada permainan
online (onlinegame) misalnya, masing-masing pemain akan bersaing secara
teratur satu sama lainnya.
- Membentuk tim kerja. Kerjasama tim yang kuat banyak terbina
dalampermainan video game. Permainan online misalnya, membutuhkan pemain
yang efektif berkomunikasi dengan tim mereka. Sementara itu, mereka terus
melakukan tugas-tugas yang diembankan kepada mereka demi meraih
kemenangan.
Efek
Negatif
- Menimbulkan kecanduan yang kuat. Sebagian besar game yang beredar saat
ini didesain supaya menimbulkan kecanduan bagi para pemainnya. Semakin
seseorang kecanduan pada suatu game, maka pembuat game semakin
diuntungkan. Tapi keuntungan produsen ini jutsru menghasilkan dampak yang
buruk bagi kesehatan psikologis para pemain game.
- Mendorong melakukan hal-hal negatif. Dengan semakin seringnya kita
bermain game online semakin banyak juga kebutuhan yang harus kita dapatkan
bagaimanapun caranya sehingga tidak jarang para gamers akan berusaha
mencuri ID orang lain demi bisa mendapatkan keuntungan secara instan atau
bahkan menggunakan uang bayaran sekolah demi bisa bermain game.
- Terbelangkainya kegiatan di dunia nyata. Keasyikan dalam bermain game
akan mengakibatkan kita lupa dengan segala hal dalam kehidupan sehari-hari
kita seperti beribadah, mengerjakan tugas sekolah atau kuliah, dan
melupakan pekerjaan menjadi terbengkalai karena bermain game.
- Perubahan pola makan dan istirahat. Efek dari bermain game juga akan
membuat waktu makan dan istirahat menjadi tidak terkontrol apalagi sampai
harus begadang demi memainkan game online tersebut.
- Mengganggu kesehatan. Akan mengakibatkan kelelahan mata, mengganggu
sirkulasi darah dan menekan pembuluh darah vena disekitar anus, sehingga
menyebabkan mati rasa, kesemutan, kelemahan atau kerusakan otot pada
tangan dan jari serta menurunnya sistem kekebalan tubuh sehingga lebih
mudah terserang penyakit.
- Membatasi Hubungan Sosial. Pada dampak positif bermain game telah
dijelaskan bahwa bermain game dapat meningkatkan hubungan sosial secara
online dengan para gamer diseluruh dunia. Sebaliknya dalam hal ini justru
akan membatasi hubungan sosial di kehidupan nyata mereka. Banyak sekali
para pecandu game memiliki sedikit waktu untuk membina hubungan sosial di
kehidupan nyata mereka sehingga kemampuan berkomunikasi dan interaksi
secara fisik dan oral menjadi tidak terasah.
3. User Interface pada Game
Antarmuka
(Interface) merupakan mekanisme komunikasi antara pengguna (user) dengan
sistem. Antarmuka (Interface) dapat menerima informasi dari pengguna (user) dan
memberikan informasi kepada pengguna (user) untuk membantu mengarahkan alur
penelusuran masalah sampai ditemukan suatu solusi. Antarmuka (Interface)
berfungsi untuk menginput pengetahuan baru ke dalam basis pengetahuan
sistem pakar (ES), menampilkan penjelasan sistem dan memberikan panduan
pemakaian sistem secara berurutan sehingga pengguna mengerti apa yang
akan dilakukan terhadap suatu sistem.
Desain user
interface dalam game berbeda dari desain UI lainnya karena melibatkan unsur
tambahan fiksi. Fiksi melibatkan avatar dari pengguna yang sebenarnya, atau
player. Sebuah Desain Antarmuka (Interface) pada suatu Game mempengaruhi
kenyamanan dan sejauh mana user/pengguna meminati Game tersebut.
Dalam desain user
interface game, terdapat sebuah teori yang dikemukakan oleh Erik Fagerholt dan
Magnus Lorentzon dari Chalmers University of Technology. Dalam tesisnya mereka
menulis tesis tentang desain user interface berjudul Beyond the HUD - User
Interfaces for Increased Player Immersion in FPS Games.Mereka memperkenalkan
istilah berbagai jenis interface yang berkaitan dengan desain video game.
HUD itu sendiri
kepanjangan dari Heads – up display, merupakan metode dimana informasi secara
visul disampaikan kepada pemain sebagai bagian dari antarmukan pengguna
permainan. Biasanya menunjukkan bar/kotak HP(Health Point) ataupun MP(Mana
Point) dan biasanya muncul di atas kepala karakter. Fungsi HUD ini untuk
memudahkan pemain mengetahui kondisi karakter dalam permainan.
Dalam desain antarmuka game terdapat
beberapa elemen yang diantaranya adalah :
1. Diagetic: Desain antarmuka yang
termasuk dalam permainan game yaitu yang dapat dilihat dan didengar oleh
karakter dalam permainan. Yang dimaksudkan pada antarmuka diagetic ini segala
sesuatu yang terlihat terkecuali elemen-elemen non-diegetic seperti HUD, Kursor
mouse, Informasi dari Komputer,dll Contoh: Interface dalam game
Dead Space, pada game Assassin’s Creed
2. Non-diegetic:
Desain Antarmuka yang diberikan sebagai tambahan di luar dunia game itu
sendiri, hanya terlihat dan terdengar ke pemain di dunia nyata. Sehingga
seakan-akan karakter dalam dunia game tidak melihatnya. Mass Effect 3
menggunakan banyak Non-diegetik elemen UI untuk menginformasikan pemain senjata
karakter dipilih dan kekuasaan - antara lain.
3.
Spatial: Elemen User Interface yang disajikan dalam ruang permainan 3D
dengan atau tanpa suatu entitas dari dunia permainan yang sebenarnya (diegetik
atau non-diegetik). Outline karakter dalam Left 4 Dead adalah contoh dari
non-diegetik User Interface spatial.
4. Meta: Gambaran
yang bisa muncul dalam dunia game, namun tidak selalu divisualisasikan spasial
untuk pemain.Contoh yang paling jelas adalah efek ditampilkan di layar, seperti
percikan darah pada kamera untuk menunjukkan kerusakan. Contoh: Duty Calls- The
Calm Before the Storm
penggunaan icon pada game juga
mempengaruhi kenyamanan pemain dalam memilih perintah-perintah pada game.
Desain icons dalam user Interface dibedakan menjadi dua jenis yaitu picons dan
micons.
REFERENSI
3. “Immersive
Multiplayer Games With Tangible and Physical Interaction.” Jefry Tedjokusumo,
Steven ZhiYing Zhou, and Stefan Winkler. IEEE Transactions on Systems,
Man, and Cybernetics – Part A: Systems and Humans. To be
published.
4. Chris M.
Bleakley, Darryl Charles, Alison Porter-Armstrong, Michael D.J.
McNeill, Suzanne M. McDonough, Brendan McCormack. Gaming for
Health: A Systematic Review of the Physical and Cognitive Effects of
Interactive Computer Games in Older Adults
5.
Ericson, Christer.
Real-time Collision Detection. Elsevier, 2005, p. 13.
6. Lin, Ming C
(1993). “Efficient Collision Detection for
Animation and Robotics (thesis)” (PDF). University of
California, Berkeley.
7. Caldwell, Douglas R.
(2005-08-29). “Unlocking the Mysteries of the
Bounding Box”. US Army Engineer Research & Development Center,
Topographic Engineering Center, Research Division, Information Generation and
Management Branch.