Kamis, 05 Oktober 2017

Tugas1 - Artikel1 Softskill Teknologi New Media


Tema : Pengertian dan Sejarah Digital Cinema




Digital Cinema

Sinema yang sekarang berada di mall terdekat merupakan sinema digital atau di bilang bioskop, tetapi sebetulnya sinema itu apa sih? Mari kita lihat pengertian sinema itu sendiri. Sinema (akar kata dari cinema = kinematik = gerak). Film sebenarnya merupakan lapisan-lapisan cairan selulosa, biasa di kenal di dunia para sineas seluloid. Pengertian secara harafiah film (sinema) adalah Cinemathographie yang berasal dari Cinema + tho = phytos (cahaya) + graphie = grhap (tulisan = gambar = citra), jadi pengertiannya adalah suatu kumpulan gambar yang bergerak. Film dapat diciptakan dengan menggunakan alamt bantu yang bernama kamera, karena kamera inilah yang merekam/ melukis gerak dengan cahaya.

Bagaimana dengan Digital Cinema? Sinema digital merujuk pada penggunaan teknologi digital untuk mendistribusikan dan menayangkan gambar bergerak. Sebuah film dapat didistribusikan lewat perangkat keras, piringan optik atau satelit serta ditayangkan menggunakan proyektor digital alih-alih proyektor film konvensional.
Sinema digital berbeda dari HDTV atau televisi high definition. Sinema digital tidak bergantung pada penggunaan televisi atau standar HDTV, aspek rasio atau peringkat bingkai. Proyektor digital yang memiliki resolusi 2K mulai disebarkan pada tahun 2005, dan sejak tahun 2006 jangkauannya telah diakselerasi.



Sinema digital dapat dibuat dengan media video yang untuk penayangannya dilakukan transfer dari format 35 milimeter (mm) ke format high definition (HD). Proses transfer ke format HD melalui proses cetak yang disebut dengan proses blow up. Setelah menjadi format HD, penayangan film dilakukan dari satu tempat saja, dan dioperasikan ke bioskop lain dengan menggunakan satelit, sehingga tidak perlu dilakukan salinan film. Contohnya, dari satu bioskop di Jakarta, film dapat dioperasikan atau diputar ke bioskop-bioskop di daerah melalui satelit.

Sejarah

Pemutaran media digital hi-resolusi 2K file setidaknya memiliki sejarah 20 tahun dengan unit penyimpanan data video awal (penggerebekan) menggodok sistem frame buffer custom dengan memory besar. Konten biasanya dibatasi hingga beberapa menit material. Transfer konten antara remote locations lambat dan memiliki kapasitas terbatas. Proyek-proyek feature-length bisa dikirim melalui 'kawat' (Internet atau link fiber dedicated) tidak sampai akhir 1990-an.

Pada tanggal 23 Oktober 1998, digital light processing (DLP) teknologi proyektor ditunjukkan publik untuk pertama kalinya dengan merilis The Last Broadcast, film pertama feature-length, di-shot, diedit dan didistribusikan secara digital.



Pada tanggal 18 Juni 1999, DLP Cinema teknologi proyektor Texas Instrument ditunjukkan publik pada empat layar di Amerika Utara (Los Angeles dan New York) untuk rilis Lucasfilm Star Wars: Episode I:. The Phantom Menace. Bioskop dengan proyektor digital yang memproyeksikan cuplikan langsung dari komputer Pixar Animation. Pada tanggal 19 Januari 2000, Society of Motion Picture dan Television Engineers, di Amerika Utara, yang diprakarsai kelompok standar pertama yang di dedikasikan untuk mengembangkan Digital Cinema.

Perkembangan pada tahun selanjutnya adalah sangat pesat. Semua theater di dunia berbondong-bondong menyuplai layar digital dan proyektor untuk di pasang di masing-masing theater. Ini mencerminkan bahwa teknologi ini diterima dengan sangat baik di khalayak luas.



Sampai 31 Maret 2015, 38719 layar (dari total 39.789 layar) di Amerika Serikat telah dikonversi ke digital (15.643 dari yang 3D mampu), 3007 layar di Kanada telah dikonversi (1.382 di antaranya adalah 3D), dan 93.147 layar internasional telah dikonversi (59.350 di antaranya adalah 3D). Jumlah yang beratus-ratus kali lipat dibandingkan dengan jumlah awal saat dikenalkan pertama kali. Dapat dilihat, respon dan keinginan masyarakat sangat kuat akan Digital Cinema sampai detik ini.

Banyak sekali contoh film yang menggunakan teknik digital cinema, seperti Spy Kids 3-D: Game Over [Dimension Films] (Digital 3D) (2003), The Nightmare Before Christmas (Re-Release) [Disney] (XPan 3d, Real D, Dolby 3D) (2006), How to Train Your Dragon [Paramount/Dreamworks, designed in stereoscopic 3D] (IMAX 3D, Real D) (2010).



Salah satu scene dalam film "How To Train Your Dragon"

Referensi :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar